Pariwisata Bali Terluka, Koster: Efek Mafia Visa dan Karantina

Pariwisata Bali Terluka, Koster: Efek Mafia Visa dan Karantina - GenPI.co BALI
Gubernur Bali, I Wayan Koster berkata penyebab utama pariwisata terluka. Foto: Antara

GenPI.co Bali - Bangkitnya lagi pariwisata Bali belakangan ini tak lepas dari luka yang menurut Gubernur I Wayan Koster berasal dari mafia pengelola hotel karantina dan visa.

Sejak pandemi Covid-19 menyeruak pada akhir tahun 2019, Pulau Dewata terbilang menjadi wilayah yang sangat terdampak fatal gara-gara sektor unggulannya sepi peminat.

Bayangkan saja, jika biasanya wisatawan mancanegara (wisman) bisa datang 6,2 juta pada 2019 lalu, sepanjang tahun 2021 menyusut jadi 45 orang saja.

BACA JUGA:  Kejari Negara Bali Musnahkan Barang Bukti Kejahatan, Nilainya?

Akan tetapi, segalanya berangsur membaik tahun ini setelah penerbangan seperti Garuda Indonesia dan Singapore Airlines membawa setidaknya 160 lebih wisman ke Pulau Para Dewa lagi.

Akan tetapi, bukan berarti Bali sudah terselamatkan. Pasalnya, Gubernur Koster menyinggung adanya kalangan perusak sektor pariwisata yakni para mafia visa dan pengelola karantina.

BACA JUGA:  Dibawa dari Jatim, 9 Penyu Hijau Diikat dan Hendak Dijual di Bali

Politisi fraksi PDIP itu mengatakan jika beberapa hotel karantina di Pulau Seribu Pura melakukan pungutan di luar harga normal. Ia sempat menyinggung 27 hotel yang melakukan aksi menyulitkan turis ini.

"Mereka membebankan tambahan biaya Rp500 ribu per-kamar per-hari sebagai alasan biaya karantina," tutur Koster, Jumat (18/02/22), dikutip laman Coconuts.

BACA JUGA:  Kapolresta Denpasar Bali Datangi Wali Kota Jaya Negara, Ada Apa?

Lantas ia juga menyinggung soal mafia visa yang kabarnya meminta bayaran lebih tinggi dari harga normal yakni Rp1,5 juta atau bahkan Rp1 juta. Hal ini dilakukan oleh beberapa agen perjalanan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya