
GenPI.co Bali - Disebut-sebut membawa semangat toleransi beda agama kelas dunia di Bali, kematian Raja Pemecutan XI, Rabu (22/12/21) membawa duka mendalam bagi dua kampung Islam ini.
Seperti diketahui sebelumnya, pria bernama asal Anak Agung Ngurah Manik Parasara harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah bergulat dengan penyakit fatal beberapa bulan belakangan.
Ya, pria yang acapkali dipanggil Cok Pemecutan XI ini mengalami komplikasi jantung sehingga harus meregang nyawa dan buat segenap masyarakat Pulau Dewata berduka.
BACA JUGA: Eks Sekda Buleleng Korupsi, Kejati Bali Incar Aset 'Ilegal' Ini
Bagaimana tidak? Sosoknya ini sangat digandrungi karena membawa pesan penuh arti soal indahnya toleransi antar umat berbeda agama di Bali hingga kini.
Mengingat ia tak pandang bulu soal agama, dua kampung Islam yakni Kampung Muslim Bugis di Serangan dan Banjar Kampung Muslim Desa Kepaon begitu terpukul atas kematiannya.
BACA JUGA: Pria Tabanan Bali Ini Terancam 5 Tahun Penjara Efek HP, Kok Bisa?
Subawai salah satu tokoh penting dan mantan kepala dusun desa Kepaon misalnya menyebut jika si Raja Pemecutan XI punya peranan luar biasa terutama dalam hal mempelajari Islam meskipun menganut agama Hindu.
"Bukan akrena beliau mempelajari agama Islam, tetapi sebagai bukti bahwa ia ingin menyatu dengan semua rakyatnya, dengan memahami keyakinan yang dianut rakyatnya," ulas Subawai, Kamis (23/12/21).
BACA JUGA: Buntut Pariwisata Nihil Wisman, Forum Bali Bangkit Desak Hal Ini
Tak cuma itu, Subawai juga mengatakan jika sosok Raja Sejati di Pulau Dewata ini bisa memunculkan keharmonisan sesungguhnya berskala dunia sehingga akan sulit tergantikan.
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Cok Pemecutan XI Mangkat, Kampung Islam Kepaon Berduka: Toleransi Beliau Sudah Kelas Dunia
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News