Sadar Ada Pengamen Berbusana Bali? Sosiolog Unud: Efek Pandemi

Sadar Ada Pengamen Berbusana Bali? Sosiolog Unud: Efek Pandemi - GenPI.co BALI
Satpol PP tertibkan pengamen berbusana Bali. Foto: JPNN

GenPI.co Bali - Munculnya berbagai seniman jalanan atau pengamen yang menggunakan busana ada Bali akhir-akhir ini, menurut Sosiolog Universitas Udayana (Unud), Wahyu Budi Nugroho efek pandemi Covid-19.

Semenjak virus mematikan asal Wuhan, China tersebut menyerang seluruh dunia, segenap masyarakat terkena imbasnya. Terutama dalam hal turunnya tingkat ekonomi.

Tak adanya pemasukan untuk hidup sehari-hari inilah yang dijadikan sumber utama manusia, tidak terkecuali di Bali mencoba mencari peruntungan di jalan.

BACA JUGA:  Wistawan di Bali Menyedihkan Imbas Karantina? Kapolri Membantah

Wahyu menerangkan karena panggilan untuk bertahan hidup mendesak masyarakat kalangan bawah wajib kreatif, terutama untuk pengamen yang harus menghidupi keluarganya.

"Masa pandemi menyebabkan banyak orang berkurang, bahkan kehilangan pemasukannya, sehingga mereka patut melakukan segala macam cara," kata Wahyu, Senin (25/10/21).

BACA JUGA:  Polemik Hindu Sukmawati Imbas Wedakarna, Keluarga Karno Merespons

Kemudian, inilah yang membuat beberapa pengamen menggunakan busana ada. Mengapa? Sebagai penawar kerinduan akan orang-orang yang lupa akan seni budaya tradisional.

"Mungkin kita perlu melihatnya secara lebih arif. Dewasa ini kita dikepung oleh hiburan-hiburan modern lewat televisi, media sosial, atau film-film daring berlangganan," katanya.

BACA JUGA:  Bangga! Busana Bali Mejeng di Museum Korea, Kok Bisa?

Alih-alih menganggap profesi ini sebagai suatu hal yang buruk, para pengamen tersebut bagi sang Sosiolog bisa jadi penambah nilai pariwisata Bali dan hal ini disamakan dengan Yogyakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya