Lokasi Proyek LNG di Sanur Bikin Komunitas Nelayan Ketar-Ketir

Lokasi Proyek LNG di Sanur Bikin Komunitas Nelayan Ketar-Ketir - GenPI.co BALI
Komunitas nelayan di Sanur ketar-ketir gegara rencana proyek Terminal LNG mengambil lokasi dekat dengan hutan mangrove. Foto: Antara

GenPI.co Bali - Komunitas nelayan hanya bisa ketar-ketir karena adanya kans berjalannya proyek pembangunan energi bersih LNG berlokasi di Sanur, Bali dalam waktu dekat.

Kegelisahan mereka cukup berdasar, mengingat pembangunan proyek liquefied natural gas bisa merusak terumbu karang sekaligus lingkungan sekitar Desa Adat Intaran, Sanur.

"Kami keberatan dengan adanya lokasi proyek LNG yang dekat dengan perairan daerah tujuan wisata bahari, karena lingkungan dan pariwisata bisa menjadi rusak," kata Kelian Banjar Gulingan Intaran Sanur AA Arya Teja, Senin (04/07/22).

Pembina Kelompok Sungai Bahari ini menilai upaya pemerintah membangun proyek gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di kawasan pesisir Sanur dapat merusak ekosistem di perairan yang menjadi tujuan wisata bahari.

Ia menilai sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Provinsi Bali dan PT Dewata Energi Bersih tidak akan menemukan titik terang selama pembangunan proyek itu berlokasi di pesisir pantai Sanur.

"Selama mereka (Pemerintah Provinsi dan PT Dewata Energi Bersih, red) menetapkan lokasi terminal LNG di kawasan Hutan mangrove dan bangun jetty kapal Cargo LNG di dekat perairan terumbu karang, kami rasa percuma diskusi," imbuhnya.

Kelian Banjar Gulingan AA Arya Teja mengatakan Bali sebetulnya butuh regulasi yang pasti terkait penanaman, serta perawatan terumbu karang agar terlindung dari aktivitas yang merusak.

"Ancaman terbesar terumbu karang ada pada aktivitas yang menyebabkan debu di laut atau kekeruhan air. Salah satu kekeruhan air tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas pengerukan (dredging)," kata AA Arya Teja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya