Ledakan Covid-19 Bikin Melasti dan Ogoh-ogoh di Bali Jadi Begini

Ledakan Covid-19 Bikin Melasti dan Ogoh-ogoh di Bali Jadi Begini - GenPI.co BALI
Ilustrasi pawai Ogoh-ogoh saat Pengerupukan di Bali. Foto: JPNN

GenPI.co Bali - Tradisi upacara Hindu Melasti dan pawai Ogoh-ogoh yang dilakukan sambut Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1944 mengalami perubahan teknis imbas ledakan kasus Covid-19 di Bali.

Sebagimana diketahui, tepat tanggal 3 Maret 2022, seluruh umat Hindu se-dharma di Pulau Dewata akan merayakan hari raya Nyepi. Nah tiap H-1 sejatinya ada acara Pengerupukan.

Dalam acara ini, para pemuda dari tiap banjar/desa biasanya akan membuat sebuah boneka atau Ogoh-ogoh untuk diarak keliling kampung kemudian dibakar sebagai wujud menghilangkan keduniawian.

BACA JUGA:  Buka Pariwisata bagi Wisman, Media Asing: Bali Tertinggal di Asia

Setelah sempat dua tahun tak berjalan seperti semestinya karena dilarang imbas Covid-19, tradisi kembali dugulirkan pada awal tahun 2022 imbas kasus positif yang makin melandai.

Namun, secara tak terduga keputusan berat kembali diberlakukan oleh Pemprov Bali. Hal ini berdasarkan hasil pertemuan libatkan Sekda Kota Denpasar, Ida Bagud Alit Wiradana bersama para instansi terkait.

BACA JUGA:  Apa Itu Tumpek Krulut? Hari Kasih Sayang Versi Bali

"Kami di Denpasar masih menunggu evaluasi PPKM. Hal ini lantaran terjadi peningkatan penularan kasus Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Bali," ucapnya, Selasa (08/02/22).

Ketua Majelis Madya Desa Adat Kota Denpasar, Anak Agung Ketut Sudiana mengatakan pihaknya masih mengacu pada keputusan paruman. Namun keputusan ini nantinya akan berdasarkan penentuan PPKM yang ditetapkan Kota Denpasar.

BACA JUGA:  Geger! Pedagang Bakso Gianyar Bali Tewas, Polisi: Ada Fakta Ini

Menurut MDA tersebut, segala macam kegiatan upacara baik itu berupa Melasti dan pengarakan Ogoh-ogoh dipastikan tetap berjalan dengan aturan prokes ketat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya