Kesehatan: Hipertensi & Diabetes Rusak Ginjal, Bukan Efek Obat

Kesehatan: Hipertensi & Diabetes Rusak Ginjal, Bukan Efek Obat - GenPI.co BALI
Bukan efek obat, penyakit diabetes dan ginjal rusak kesehatan.

Dia membantah persepsi di kalangan masyarakat yang menyatakan tekanan atau gula darah bisa dirasa-rasa sehingga tidak perlu diperiksa karena pasien akan tahu kapan tekanan darah atau gula darahnya tinggi.

Lebih lanjut mengenai penyakit gagal ginjal, Aida mengatakan pada tahap awal umumnya tidak bergejala sehingga pasien datang umumnya datang ke dokter dalam kondisi yang sudah lanjut.

Kondisi tersebut yakni saat fungsi ginjalnya sudah sangat rendah dan telah terjadi komplikasi akut dan pilihan pengobatan terbatas.

Aida menekankan pentingnya edukasi mengenai penyakit ginjal, komplikasi, tatalaksana dan pilihan pengobatan pada pasien PGK sebelum mencapai PGTA.

Pasien dan keluarganya harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan atas kondisi kesehatannya dengan mengedepankan peran, nilai, prioritas serta tujuan dari pasien itu sendiri.

Data epidemiologi global menunjukkan 1 dari 10 orang di dunia mengalami PGK dan 9 dari 10 tidak menyadari mempunyai ganguan ginjal.

Di Indonesia, merujuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi PGK 2/1000 penduduk dan meningkat menjadi 3,8/1000 penduduk pada 2018 atau meningkat hampir dua kali lipat.

Skrining PERNEFRI pada tahun 2006 yang melibatkan 12.000 orang memperlihatkan prevalensi PGK sebesar 12,5 persen. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya