"Sudah siap semua, sekolah-sekolah sudah siap memfasilitasi, tetapi sejauh ini belum ada arahan," kata Boy Jayawibawa.
Kadisdikpora mengatakan selama ini pihaknya turut mengarahkan ke sistem kombinasi (hibrida), baik tatap muka maupun daring.
Apabila keputusan PJJ diterapkan saat KTT G20, ia mengatakan tak ada bantuan kuota kepada siswa, berbeda halnya saat pandemi Covid-19 di mana pelajar mendapat kuota internet gratis karena belajar dari rumah.
"Tidak dapat bantuan kuota. Namun, kami belum cek kalender pendidikan apakah saat itu sedang libur atau bagaimana, karena bulan-bulan itu anak-anak baru selesai ulangan," bebernya.
Terkait dengan upaya pengamanan lalu lintas saat KTT G20 di Bali, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali IGW Samsi mengaku tengah dilakukan diskusi lantaran sejumlah usulan diberikan kepada pihaknya.
"Masih didiskusikan ini, sepertinya demikian (PJJ, red). Ada juga beberapa usulan lain untuk mengurangi mobilitas, nanti akan ada PIC sosialisasi," paparnya.
Meskipun masih dalam tahap wacana, pengembalian sistem sekolah daring diharapkan bisa mensukseskan gelaran KTT G20 di Bali kelak. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News