Harga Cabai Pasar Bali Tembus Rp100 Ribu, Petani Malah Menjerit

Harga Cabai Pasar Bali Tembus Rp100 Ribu, Petani Malah Menjerit - GenPI.co BALI
Harga cabai mahal di sebagian besar pasar area Bali, petaninya malah menjerit. Foto: JPNN

GenPI.co Bali - Para petani cabai malah kian menjerit setelah harga hasil panennya di berbagai pasar tradisional area Bali tembus angka Rp100 ribu per kilogram baru-baru ini.

Kalangan petani sejatinya menyambut gembira harga hasil taninya kian memiliki harga tinggi. Pasalnya ini bakal memberikan keuntungan melimpah.

Hanya saja, kenyataan justru berbanding terbalik. Tingginya harga cabai justru buat mereka menjerit mengatrol harga di tingkat petani cabai.

Fakta itu diakui Wayan Subrata (57), salah seorang petani cabai asal Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara.

Wayan Subrata mengatakan kenaikan cabai di pasaran tidak berimbas positif pada tingkat kesejahteraan petani.

Pasalnya, harga di tingkat petani masih berkisar Rp 70 ribu per kilogram di mana sebelumnya harga di tingkat petani bisa mencapai Rp 100 ribu per kilogram.

“Cabai saya dihargai Rp 70 ribu per kg, padahal saya tidak menjual lewat tengkulak, langsung ke pasar,” ucap Wayan Subrata, Selasa (28/06/22).

Subrata mensinyalir bahwa jatuhnya harga cabai di kalangan petani ini dikarenakan adanya ancaman gagal panen.


Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Harga Cabai di Pasar Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram, Petani Menjerit, Loh Kok?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya