Putus Cinta Lebih Parah ke Pria Ketimbang Wanita, Kok Bisa?

Putus Cinta Lebih Parah ke Pria Ketimbang Wanita, Kok Bisa? - GenPI.co BALI
Ilustrasi pasangan.

GenPI.co Bali - Menurut penelitian para ahli, studi jika putusnya hubungan cinta berdampak lebib buruk bagi kaum pria ketimbang wanita. Benarkah demikian?

Jika bicara soal gender stereotypes, banyak percaya jika para kaum adam ialah sosok manusia tanpa emosi selayaknya robot yang memiliki kemarahan dan hasrat seksual.

Namun, studi kasus dari Journal of Social and Personal Relationship membuktikan jika anggapan itu salah. Para pria sangat rapuh terutama terkait emosi dalam percintaan yang sudah kandas.

BACA JUGA:  Warga Jembrana Bali Dapat Bantuan Ini dari Pasukan TNI Kodim 1617

Wanita selalu dikaitkan dengan sesuatu yang lemah dan sengan mudah bisa langsung alami kesedihan. Tapi itu ternyata hanya anggapan dangkal saat mereka bisa menguasai emosi usai putus cinta.

Menganalisa respons dari 184 ribu orang sukarelawan terkait bagaimana sulitnya atasi permasalahan hubungan di Inggris hingga Swiss para peneliti temukan sesuatu mengagetkan.

BACA JUGA:  Gara-gara Ini, Wagub Cok Ace Ingin Pererat Hubungan India-Bali

"Faktanya, masalah sakit kepala lebih banyak diceritakan oleh para pria, hal ini membuktikan para pria kurang mampu kendalikan emosi terkait masalah hubungan ketimbang wanita," kata Charlotte Entwistle si penulis jurnal.

Anggapan jika pria mampu bertahan dengan masalah patah hati bisa dibilang hanyalah dugaan yang mengarah ke stereotype semata.

BACA JUGA:  Sudahi PCR, Kemenhub: Perjalanan Udara Jawa-Bali, Pakai Antigen

Kalangan laki-laki terkadang dianggap memiliki lebih banyak keunggulan ketimbang lawan jenis baik dalam hal fisik begitu juga dengan pikiran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya