Khusus Wanita, Mitos Menyusui yang Banyak Dipercaya

Khusus Wanita, Mitos Menyusui yang Banyak Dipercaya - GenPI.co BALI
Ilustrasi wanita menyusui bayi. Foto: Antara

GenPI.co Bali - Bagi kalangan wanita yang kini telah menjadi ibu ada kalanya memperhatikan soal mitos menyusui yang sering kali dipercaya oleh banyak orang.

Setelah melahirkan dan memiliki bayi, ada kalanya kaum hawa diwajibkan untuk memberikan air susu ibu (ASI) agar buah hatinya memiliki nutrisi yang cukup.

Namun terkadang, mitos dan fakta seputar pemberian ASI eksklusif banyak beredar di masyarakat, salah satunya adalah masih ada yang berpikir bahwa air susu ibu tidak cukup mengenyangkan bagi bayi.

Dokter spesialis anak lulusan Universitas Padjadjaran, dr. Utami Roesli, SpA.,MBA, FABM., menjelaskan ada banyak mitos-mitos menyesatkan yang dipercaya oleh para orang tua khususnya nenek dan kakek.

Menurut dr. Utami, edukasi atau pemberian informasi kepada para nenek sangat berperan penting sebagai bentuk dukungan agar bayi bisa mendapat ASI eksklusif.

Mitos yang paling sering beredar di masyarakat adalah ASI saja tidak cukup sehingga harus ditambah dengan makanan seperti pisang dan sysu formula pada usia 6 bulan pertama.

"Faktanya produksi ASI sesuai dengan pengeluaran ASI, demand and supply. Jadi semakin dikeluarkan, semakin diproduksi. Meningkatkan produksi ASI juga dengan menyusui dan memerah ASI bukan dengan minum susu ibu menyusui," ujar dr. Utami dalam webinar pada Sabtu.

Mitos tersebut juga diperkuat dengan anggapan bahwa ketika bayi menangis setelah menyusu, berarti masih lapar dan gizinya kurang sehingga perlu ditambah dengan makanan lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya