Sukses Gali Potensi Pertanian dan Wisata, Cerita Desa Cikaso yang Raih Juara Desa BRILian

Sukses Gali Potensi Pertanian dan Wisata, Cerita Desa Cikaso yang Raih Juara Desa BRILian - GenPI.co BALI
Inovasi dan kreativitas yang terus dibuat oleh masyarakat Desa Cikaso inilah yang membuat berhasil menjadi Juara 2 Desa BRILiaN. Foto: BRI

Pertanian bawang juga menjadi salah satu hasil bumi unggulan yang berhasil dikelola dengan baik oleh masyarakat setempat.

“Hasil dari tanaman bawang itu diolah menjadi bawang goreng yang kita kemas dengan menarik agar meningkatkan daya jual. Lalu dipasarkan ke toko-toko setempat, pasar, dan secara online. Untuk produk bawang goreng kami ini ada pilihan rasa, yaitu original, pedas dan udang sehingga berbeda dari bawang goreng kebanyakan,” lanjut Saparudin.

Hasil pertanian lain yang juga menjadi unggulan Desa Cikaso adalah budidaya jamur tiram. Dikelola oleh kelompok usaha para petani yang juga di bawah naungan BUMDesa, hasil panen jamur tiram ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Kuningan saja, tapi juga dikirim hingga ke kota lain seperti Brebes dan Jakarta.

Sejalan dengan mata pencaharian warga Desa Cikaso yang mayoritas hidup dari sektor pertanian, kebutuhan akan pupuk pertanian jadi hal yang sangat penting. Peluang ini juga yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok petani dalam memproduksi pupuk hayati secara mandiri.

“Tadinya itu kita sempat mengalami kesulitan karena pupuk dan obat pertanian itu mahal. Tapi kemudian ada inisiatif dari kelompok petani melakukan uji coba membuat pupuk hayati bersama Dinas Pertanian dan ternyata berhasil. Jadi kami punya produk pupuk penyubur, fungisida dan insektisida yang tak hanya digunakan para petani Desa Cikaso saja tapi juga petani lain dari desa sekitar,” jelas Saparudin.

Pengembangan Sektor Pariwisata untuk Maksimalkan Potensi Desa

Tak hanya terbatas pada pengolahan hasil pertanian, BUMDesa Sangga Emas juga menangkap peluang sektor pariwisata yang ada di Desa Cikaso. Sawah Lope adalah salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat di sekitar.

“Waktu pandemi 2019, mobilitas warga di desa kami kan terbatas. Akhirnya orang-orang banyak yang berjemur dan mencari hiburan di kawasan sawah itu. Dari situ kami berpikir kreatif untuk dijadikan wisata dan akhirnya terbentuklah Sawah Lope. Konsepnya wisata pertanian yang dekat dengan alam, sekarang sudah semakin dikembangkan dengan membangun gazebo, restoran, permainan anak dan kolam renang juga ada,” cerita Saparudin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya