Bunga Bank Masih Tinggi, Asosiasi Tekstil Bali Kesulitan Hadapi Impor Pakaian Bekas

Bunga Bank Masih Tinggi, Asosiasi Tekstil Bali Kesulitan Hadapi Impor Pakaian Bekas - GenPI.co BALI
Konsumen memilih pakaian bekas di salah satu toko khusus busana bekas di Denpasar, Minggu (19/3/2023). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna.

GenPI.co Bali - Derasnya laju impor pakaian bekas menjadi kesulitan tersendiri bagi usaha kecil di Bali untuk menyaingi dan mengadang.

Asosasi Pertekstilan Indonesia (API) Bali menjelaskan, salah satu penyebab kurang cepatnya pergerakan industri ini dari bunga bank yang masih tinggi.

Maka dari itu API Bali meminta adanya keringanan bunga bank untuk meningkatkan daya saing.

“Impor pakaian bekas ini mendisrupsi pasar lokal,” kata Ketua API Bali Dolly Suthajaya, Senin (20/3).

Dia berharap bunga untuk industri tekstil bisa ditekan hingga enam persen dari bunga saat ini, dimana sekarang masih tinggi kisaran 11-12 persen.

Menurutnya, bunga bank merupakan salah satu bagian yang membentuk Harga Pokok Produksi (HPP), selain biaya bahan baku, tenaga kerja hingga listrik dan transportasi.

Dia mencatat saat ini ada 60 pelaku usaha tekstil di Bali dan sebagian di antaranya berskala kecil.

Nah menurutnya, pengusaha tekstil kecil ini masih diwajibkan membayar pajar termasuk bea masuk bahan baku pendukung dengan tarif yang tinggi, sekitar 32 persen dari total nilai barang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya