Tradisi Warga Karangasem Bali Gebug Ende: Punya Makna Sakral

Tradisi Warga Karangasem Bali Gebug Ende: Punya Makna Sakral - GenPI.co BALI
Ini tradisi sakral warga Karangasem, Bali bernama Gebug Ende. Foto: Antara

GenPI.co Bali - Warga Karangasem, Bali sejatinya punya suatu tradisi sakral bernama Gebug Ende yang tak lekang termakan zaman hingga saat ini.

Makna dari kegiatan sarat akan adat dan budaya di kawasan Gumi Lahar ini ternyata sederhana yakni memohon hujan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Adapun tradisi Gebug Ende biasanya dilakoni oleh warga Desa Seraya, Karangasem, Bali.

Menurut tokoh Desa Seraya, Gede Nala Antara, pentas sakral ini biasa digelar setelah Usaba Kaja atau usaba di Pura Puseh Desa Seraya.

Biasanya ritual ini digelar pada Sasih Kapat (bulan keempat dalam penanggalan Bali), tepat saat musim kemarau, supaya hujan segera turun.

Ritual ini kembali ditampilkan Sabtu (02/07/22) lalu di Lapangan Puputan Margarana Denpasar untuk memeriahkan ajang Jantra Tradisi Bali dan menjadi atraksi menarik para turis.

Demonstrasi Gebug Ende atau "perang" menggunakan rotan yang dilengkapi dengan tameng tersebut dibawakan oleh 10 pasang pemuda dari Sanggar Seni Tridatu, Desa Seraya, diiringi gamelan.

"Di desa kami, ketika pemain Gebug Ende sampai berceceran darah, darahnya dipercaya dapat mendatangkan hujan di saat musim kemarau," ucap Nala Antara, Sabtu (02/07/22).

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya