Megawati Junjung Hari Raya Hindu dan Falsafah Hidup Bali, Kenapa?

Megawati Junjung Hari Raya Hindu dan Falsafah Hidup Bali, Kenapa? - GenPI.co BALI
Megawati Soekarnoputri junjung hari raya Hindu dan falsafah hidup warga Bali. Foto: Antara

GenPI.co Bali - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri baru-baru ini menjunjung tinggi salah satu hari raya umat Hindu yakni Nyepi dan falsafah hidup masyarakat Bali, Tri Hita Karana dalam gelaran GPDRR.

Pada acara penutupan Sesi Ke-7 Global Platform for Disaster Risk Reduction berlokasi di Badung, Pulau Seribu Pura, Jumat (27/05/22), Presiden Ke-5 Republik Indonesia itu menuturkan alasannya.

Bagi salah satu putri Presiden Soekarno ini, hari raya Nyepi dan falsafah hidup Tri Hita Karana merupakan cara hidup yang dianut oleh masyarakat Bali agar selaras dengan alam dan peka terhadap tanda-tanda alam, salah satunya bencana.

“Bali yang terkenal dengan nama Pulau Dewata punya tradisi spiritual keagamaan dan kebudayaan khas yang tidak sama dengan India. Melalui Nyepi, masyarakat Bali tidak melakukan apa pun selama 24 jam,” kata Megawati, Jumat (27/05/22).

Megawati, yang merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan Tri Hita Karana merupakan ajaran yang masih diterapkan oleh masyarakat Bali dalam kesehariannya.

“Menurut falsafah ini, kebahagiaan manusia terjadi saat tercipta keseimbangan Sang Pencipta dengan seluruh alam raya dengan sesama manusia, karena itu di Bali alam yang sangat baik,” kata Megawati.

Ia menambahkan kearifan lokal itu yang perlu dijaga dan menjadi inspirasi bagi semua pihak.

Dalam pidatonya, Megawati juga menyoroti bencana ekologis dan krisis akibat perubahan iklim yang keduanya merupakan ancaman bagi kemanusiaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya