PTM di Sekolah Belum Maksimal, Ini Saran Penting Sosiolog Unud

PTM di Sekolah Belum Maksimal, Ini Saran Penting Sosiolog Unud - GenPI.co BALI
Pemkot Denpasar mulai yakin menerapkan PTM terbatas. Foto: Antara

GenPI.co Bali - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang telah dimulai di Provinsi Bali terkesan tak terlalu maksimal membantu siswa-siswa sekolah sehingga Sosiolog Universitas Udayana (Unud) beri saran ini.

Sebagaimana diketahui, setelah lebih dari dua tahun lamanya kegiatan belajar secara langsung di sekolah telah kembali meski masih bergulat dengan pandemi Corona.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) ini diharapkan bisa mencerdaskan anak bangsa yang dinilai tak terlalu mengerti kala lakoni sekolah daring atau online.

BACA JUGA:  Pariwisata Bali Adopsi Gaya Thailand, Media Asing Heboh

Akan tetapi, meskipun pada dasarnya PTM punya manfaat besar, Wahyu Budi Nugroho selaku Sosiolog Unud merasa kegiatan sekolah daring juga tak layak ditanggalkan.

Alasannya? Sederhana, mengingat kuota siswa yang datang ke sekolah dibatasi, maka perlu ada proses KBM juga via daring atau dari rumah.

BACA JUGA:  Ikuti Prokes, Pemkab Badung Bali Optimistis PTM Berlanjut

"Yang jelas saat ini masih harus memanfaatkan teknologi meskipun sudah mulai PTM karena keterbatasan jumlah ruangan serta siswanya," ucap Budi Nugroho.

Ia juga mencetuskan sistem yang akan diberlakukan oleh Unud yakni pembelajaran hybrid atau 50 persen tatap muka dan 50 persen lainnya melalui daring.

BACA JUGA:  PON XX: Khas! Pura Agung Surya Jadi Posko Kontingen Bali

"Jadi memang istilah menerapkan sekolah hybrid setengah di rumah dan setengah lainnya di sekolah sangat penting, begitu sebaliknya secara bergilir," tutunya menambahkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya