Sering Digigit, Ini Faktor Utama Manusia Jadi Pemikat Nyamuk

Sering Digigit, Ini Faktor Utama Manusia Jadi Pemikat Nyamuk - GenPI.co BALI
Ilustrasi nyamuk. Foto: Antara

GenPI.co Bali - Terdapat suatu faktor utama yang sebabkan manusia jadi pemikat dan nantinya lebih sering digigit nyamuk sementara lainnya justru tidak.

Sejatinya muncul suatu pertanyaan di musim panas ketika seseorang sering diserang oleh serangga penghisap darah ini, sementara rekan atau teman disebelahnya justru tidak diserang.

Lantas apa yang membuat orang-orang bisa jadi pemikat nyamuk? Usut punya usut, ilmu pengetahuan berhasil membongkar rahasia ini.

Mengutip laman Get Science, sebagian besar nyamuk tertarik dengan manusia berdasarkan jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan saat panas dan warna pakaian (warna gelap lebih mengundang serangga tersebut).

Namun, dari banyak variasi dalam preferensi soal ketertarikannya, nyamuk ternyata memiliki suatu hasrat untuk menggigit manusia berdasarkan bau badan alami dan genetika tertentu.

Hewan yang satu ini sering menyerang karena membutuhkan protein dalam darah. Adapun jenis yang sering hinggap di manusia ialah nyamuk betina karena butuh protein untuk bertelur.

Nah, untuk membantu menemukan mangsa, jenis betina memiliki suatu reseptor bau khusus hingga akhirnya bisa mendeteksi karbon dioksida (CO2) dan aroma manusia.

Alhasil, orang yang memproduksi lebih banyak CO2 misalnya kalangan obesitas atau sedang hamil akan lebih menggoda untuk diserang oleh penghisap darah tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya