GenPI.co Bali - Komandan Resor Militer (Danrem) 163/Wira Satya Denpasar Brigjen TNI Choirul Anam memberikan solusi terbaik penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kian menggila di Bali dengan cara pemotongan ternak.
Wabah penyakit yang menyerang hewan ternak khususnya sapi ini masih urung ditanggapi serius oleh peternak.
masih ada sejumlah peternak yang menolak ternak sapinya disembelih meski telah terpapar PMK. Salah satunya banyak terjadi di Buleleng.
Berdasarkan data Satgas PMK Buleleng, 76 ekor sapi yang terindikasi PMK yang dilakukan pemotongan bersyarat. Namun, masih tersisa 62 ekor sapi yang belum dipotong.
Brigjen TNI Choirul Anam yang juga Wakil Ketua 2 Satgas PMK Bali minta Satgas PMK Buleleng terus terjun ke lapangan memberikan pemahaman kepada peternak untuk menyetujui pemotongan bersyarat.
“Sesuai dengan informasi dari Kadis Pertanian Provinsi Bali, dana kompensasi dari pusat dipastikan ada. Jadi, sekarang fokus memberikan pemahaman kepada masyarakat dan segera lakukan pemotongan,” ujar Brigjen TNI itu, Selasa (19/07/22).
Jenderal TNI bintang satu ini menegaskan bahwa tidak ada sapi terjangkit PMK dinyatakan bisa sembuh.
Menurutnya, sapi terpapar PMK tetap beresiko menular dalam kurun waktu dua tahun.
Respons tersebut dilontarkan Brigjen TNI Choirul Anam setelah muncul data 130 ekor dinyatakan sembuh berdasarkan kondisi klinis.
Namun, untuk memastikan keakuratan sembuh tidaknya 130 ekor sapi tersebut, Satgas PMK akan melakukan tes PCR.
“Sembari menunggu tim dari Provinsi Bali untuk melakukan tes PCR, kita gencarkan pemotongan bersyarat terhadap 62 ekor sapi yang terindikasi PMK. Ini semua harus segera dituntaskan,” tutur Wabup I Nyoman Sutjidra.
Wabup Buleleng ini menegaskan bahwa pihaknya berusaha menuntaskan kasus PMK di Bali utara.
Mulai dari pelaksanaan vaksinasi ternak sampai radius 10 Km dari daerah terindikasi PMK hingga pelaksanaan pemotongan bersyarat guna mencegah penyebaran yang kian menggila di Bali. (lia/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News