Gegara KPK, Busana Khas Bali Ini Kian Mendunia, Kok Bisa?

10 Juli 2022 18:00

GenPI.co Bali - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sukses membuat dua busana adat khas Bali kian mendunia dalam suatu acara pertemuan Anti Corruption Working Group (ACWG) baru-baru ini.

Kepada kalangan delegasi yang tergabung dalam acara akbar G20 tersebut, lembaga antirasuah memperkenalkan betapa menariknya udeng dan kain endek.

"Udeng dan kain endek ini adalah kekayaan budaya masyarakat Bali dan Indonesia yang harus kita lestarikan dan banggakan," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Rabu (06/07/22).

BACA JUGA:  Duel Maut Buleleng: Amankan Kelewang, Polisi Minta 2 Orang Ini

Alexander Marwata mengatakan bagi masyarakat Bali, khususnya laki-laki, udeng bukan hanya sekadar ikat kepala biasa.

Namun, lebih dari itu, busana ikat kepala udeng merupakan simbol dari pemusatan pikiran atau ‘ngiket manah’. Hal tersebut tercermin dari bentuk udeng yang tidak simetris.

BACA JUGA:  ACT Bali Klaim Ini Usai Isu Dana Donatur Diseleweng Yayasan

Ciri khas udeng sendiri berada pada desain yang bentuknya lebih tinggi pada bagian kanan. Maknanya ialah setiap pemakainya didorong untuk berusaha berbuat kebaikan.

Arah kanan dipercaya merepresentasikan kebaikan dalam menjalani kehidupan. Pada ikatan tengah kening memiliki makna pemusatan pikiran.

BACA JUGA:  Bali Geger! Bule Cewek Jadi Gelandangan Tinggal di Rumah Kosong

Sementara, ikatan yang menunjuk ke arah atas merupakan representasi dari pikiran yang lurus ke atas sebagai bentuk pemujaan kepada Tuhan Sang Pencipta Kehidupan.

Dalam konteks pemberantasan korupsi, bagian depan udeng yang lancip dan tegak lurus ke atas dimaknai sebagai komitmen integritas, kejujuran, dan pengawasan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Harapannya setiap orang yang memakainya bisa menjauhi tindak pidana korupsi dalam setiap aktivitas sehari-hari karena tuhan selalu mengawasi," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.

Sama halnya dengan udeng, kain endek juga memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat Bali karena digunakan untuk kepentingan ritual adat.

Endek berasal dari kata ‘gendekan’ atau ‘ngendek’ yang artinya diam atau tetap. Kain endek dibuat dari benang sutra yang membentuk pola-pola berwarna emas atau perak.

Untuk kegiatan adat, desain yang digunakan membentuk motif patra dan encak saji.

Motif ini cukup sakral karena memiliki makna setiap orang harus memiliki rasa hormat pada Sang Pencipta Kehidupan.

“Melalui G20, Presidensi Indonesia turut mengenalkan kearifan lokal kepada dunia. Apalagi, kedua busana tersebut merupakan salah satu kearifan lokal dan budaya masyarakat Bali yang sampai hari ini masih lestari,” paparnya.

Lewat pengenalan dua busana adat khas oleh KPK dalam gelaran Anti Corruption Working Group (ACWG) tentu makin membuat Bali kian populer di mata masyarakat dunia. Adapun turis-turis bakal memborong udeng dan endek kelak. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI