GenPI.co Bali - Fakta bikin negara-negara barat khususnya di benua Eropa serta Amerika membuat masyarakat Bali patut waspada pasca temuan dua varian baru Covid-19 Omicron baru-baru ini.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melontarkan kabar mengejutkan adanya kans kenaikan kasus virus Corona dalam waktu dekat.
Kondisi ini ditengarai imbas temuan empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di provinsi berjulukan Pulau Dewata.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan empat kasus BA.4 dan BA.5 terdeteksi di Bali pada Mei 2022.
Sedangkan hasil penelitian Genom Sekuensing terkait hal itu telah diterima Kemenkes pada Kamis (09/06/22) malam.
“(Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5) Itu sudah ditemukan di Indonesia, kemarin di Bali. Ada empat orang kena,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin seusai menghadiri Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer, Jumat (10/06/22).
Menurut Menkes Budi, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memicu hal gawat yakni kenaikan kasus di negara-negara barat di Eropa dan Amerika, serta sebagian negara Asia.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) melaporkan subvarian Omicron BA.2.12.1 (Stealth Omicron) adalah bentuk dominan Covid-19 yang saat ini yang beredar di negeri Paman Sam.
Data CDC menunjukkan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 sekarang mewakili hingga 7 persen dari kasus Covid-19 baru.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian BA.4 dan BA.5 memiliki karakteristik mampu menghindar dari imunitas tubuh manusia yang dibentuk oleh vaksin serta menyebar secara cepat.
Menkes Budi berani mengeklaim kenaikan kasus Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia dalam tiga pekan terakhir disebabkan oleh varian baru.
"Bukan disebabkan liburan atau hari besar, tetapi varian baru," ujar Menkes Budi.
Namun, Menkes Budi memastikan situasi kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia sebesar 31 persen dalam tiga pekan terakhir masih dalam situasi terkendali jika dilihat berdasarkan dua indikator panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dua indikator yang dimaksud di antaranya positivity rate atau proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites.
"Di Indonesia positivity rate di bawah 5 persen. Secara nasional sekarang 1,15 persen, paling tinggi di DKI Jakarta 3 persen," ungkapnya.
Untuk itu, Kemenkes RI sedang berupaya mencegah peningkatan angka kasus di wilayah DKI Jakarta dengan mengintensifkan pelacakan kasus dan penegakan protokol kesehatan.
Indikator kedua adalah transmisi komunitas atau angka penularan SARS-CoV-2 di masyarakat.
"Untuk indikator transmisi berdasarkan ketentuan WHO adalah 20 per 100.000 penduduk per pekan. Sekarang Indonesia sekitar 1 per 100.000 penduduk," bebernya.
Budi memastikan kedua indikator itu masih sangat terkendali di Indonesia sehingga masyarakat diimbau untuk tidak cemas terhadap situasi kenaikan kasus yang kini terjadi di Indonesia.
"Yang terpenting sekarang adalah booster-nya (vaksin dosis ketiga). Kalau di dalam ruangan yang padat, upayakan tetap menggunakan masker," paparnya.
Fakta sebabkan banyak negara khususnya di benua Eropa hingga Amerika alami kenaikan kasus Covid-19 imbas varian Omicron yang baru sulit terdeteksi jadi alasan mengapa Kemenkes minta semua provinsi termasuk Bali waspada. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News