GenPI.co Bali - Setelah dua tahun, gelaran pawai ogoh-ogoh akhirnya bisa berlangsung dengan sukses di beberapa wilayah Bali. Salah satunya di Banjar Pengalasan, Sading, Mengwi, Badung, Rabu (02/03/22).
Sebagaimana diketahui sebelumnya, salah satu tradisi yang kerap dilakukan H-1 Nyepi sempat tertunda imbas virus Corona.
Akan tetapi, tahun 2022 ini justru berbeda. Berkat mandat dari Gubernur I Wayan Koster, gelaran pengarakan ogoh-ogoh pun diperbolehkan dengan syarat patuh terhadap protokol kesehatan.
Nah, kemeriahan pawai arak-arakan seni patung ini pun juga terlihat di salah satu Seka Teruna Teruni (STT) Eka Setia Budhi di Banjar Pengalasan, Kelurahan Sading, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.
Tepat saat malam Pangerupukan, kalangan pemuda dan pemudi bergotong royong menyemarakkan pawai ogoh-ogoh yang merepresentasikan sifat setan atau bhuta kala.
Mengingat Pangerupukan musti dilakukan sesuai aturan di tengah Covid-19, pawai ogoh-ogoh yang berlangsung di Sading mengalami beberapa pembatasan. Mulai dari jumlah peserta hingga rute yang akan dilalui.
Adapun pengarakan ogoh-ogoh yang dilakoni STT Eka Setia Budhi hanya berlangsung di sekitaran wilayah desa saja dan dengan jam yang cukup terbatas.
Perjalanan dimulai menuju Banjar Puseh, berlanjut ke Banjar Jeroan, kemudian Banjar Sengguan Pasekan, hingga akhirnya kembali ke Banjar Pengalasan sekitaran pukul 21.45 WITA.
Kendati waktu pengarakan hanya berkisar 4 jam kurang saja berikut dengan penerapan prokes, kegiatan pawai kali ini terbilang cukup meriah. Pasalnya, sebagian besar banjar ikut terlibat.
Bayangkan saja, banyak penduduk desa adat Sading turut serta menonton tradisi sebelum Nyepi ini. Tentu dengan tetap menekankan pentingnya prokes.
Terlepas dari kegiatan beberapa banjar di Sading tersebut, gelaran pawai ogoh-ogoh plus penerapan prokes ini terkesan menarik perhatian. Cukup masuk akal mengingat warga Bali tak bisa menikmati Pengerupukan imbas Covid-19. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News