GenPI.co Bali - Menyambut hari raya Nyepi Tahun Caka 1944, Pesikian Yowana Denpasar, Bali mengusulkan satu syarat khusus agar lomba ogoh-ogoh tetap berjalan meski di tengan pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, tahun ini tradisi arak-arakkan patung simbol raksasa hasil kreativitas pemuda Pulau Dewata terancam batal karena Corona.
Apalagi terjadi pelonjakan kasus yang diduga disebabkan oleh varian Omicron membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengeluarkan lampu kuning alias alarm bahaya.
Kendati ancaman pembatalan tradisi pembuatan ogoh-ogoh kian mungkin jadi nyata, Pesikian Yowana Kota Denpasar menampik kabar tersebut usai menyatakan jika lomba masih akan berjalan.
"Lomba penilaian ogoh-ogoh akan tetap dilaksanakan," jelas Ketua Pesikian Yowana Kota Denpasar, AA Angga Harta Yana, Selasa (08/02/22).
Tapi, tetap ada syarat agar kemeriahan H-1 Hari Raya Nyepi di Bali ini tetap dirasakan para pemuda. Pihak Yowana meminta tak ada pawai ketika mengarak ogoh-ogoh yang sudah jadi.
Teknisnya, penilaian oleh tim akan dilakukan secara langsung di lokasi dengan protokol kesehatan ketat dan batasan di masing-masing banjar.
"Penilaian dilaksanakan on the spot tanpa ada pawai," tegas Angga Harta yana lagi.
Jika kasus Covid-19 terus melejit, imbuhnya, pihaknya juga mengaku siap mengeluarkan surat edaran agar pelaksanaan pawai ogoh-ogoh ditunda.
"Kami siap mengeluarkan surat edaran untuk menunda pawai ogoh-ogoh jika kasus masih tinggi saat malam Pengerupukan Nyepi nanti,” tandas Gung Angga Yana.
Nah, meskipun memberikan syarat tak ada pawai, Pesikian Yowana Denpasar tetap tak bisa menampik akan melakukan pembatalan lomba ogoh-ogoh jika kasus Covid-19 melonjak naik lagi. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News