GenPI.co Bali - Rektor Universitas Udayana (UNUD), Prof Nyoman Gde Antara menjanjikan sesuatu ketika kampus yang dipimpinnya dikabarkan banyak kasus kekerasan seksual seperti dilaporkan Seruni dan LBH Bali.
Seperti diketahui, tindakan melukai harkat dan martabat wanita di lingkungan perguruan tinggi sangat menjadi perhatian publik belakangan ini.
Tidak terkecuali di UNUD yang notebene ialah salah satu universitas tertua dan ternama di Pulau Dewata. Namun, kabar miring menimpa institusi pendidikan tersebut.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali mengungkapkan adanya 42 kasus kekerasan seksual menimpa kalangan mahasiswinya dan mirisnya dilakukan oleh banyak kalangan mulai dari mahasiswa, pedagang, buruh, hingga dosen.
Sementara, Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) menuturkan adanya 29 orang yang melaporkan tindakan kekerasan seksual kepada mereka dengan alasan senada.
Rektor Gde Antara pun meyakinkan jika pihak universitas tak mencoba menutup-nutupi kejadian memalukan ini dan sudah membentuk satuan petugas (satgas) untuk dampingi para korban.
"Kalau nanti suatu pimpinan di Universitas Udayana menutup-nutupi, ya berusaha menyelesaikan dengan kekeluargaan dan lain sebagainya, satgas bisa lapor ke kementerian sehingga mereka bisa ambil alih kasusnya," kata dia, Senin (22/11/21).
Adapun ia berjanji jika tempat kuliah wajib memiliki suatu kondisi yang nyaman bagi civitas akademika, termasuk kalangan mahasiswi di dalamnya.
"Saya berjanji untuk tidak akan main-main untuk menegakkan keamanan kampus sehingga anak-anak didik kita bisa melakukan pembelajaran dengan baik, aman lahir batin, tanpa ancaman," kata dia lagi.
Terlepas dari laporan Seruni dan LBH Bali, Rektor UNUD tersebut menerangkan jika penanggulangan tindakan kekerasan seksual sudah berdasarkan penerbitan aturan Nomor 30 Tahun 2021 oleh Kemendikbud terkait kekerasan seksual. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News