Peneliti Sebut Obat Tidur Bahaya Bagi Lansia, Kok Bisa?

31 Agustus 2022 20:00

GenPI.co Bali - Kalangan peneliti dari Gothenburg University menjabarkan betapa bahayanya obat tidur bagi kalangan orang-orang lanjut usia (lansia).

Bagaimana tidak? Orang tua yang menggunakan obat untuk bisa terlelap dalam mimpinya berpotensi melakukan bunuh diri.

Studi ini didukung fakta adanya kans bunuh diri hingga empat kali dari orang normal bisa terjadi bagi usia lanjut gegara hasrat mengatasi kecemasannya.

BACA JUGA:  Gempa Bumi Magnitudo 5,8 Goncang Bali, Ini Kata BMKG

Suatu kajian mengenai kasus bunuh diri oleh orang tua di kota Gothenburg, Swedia, dan dua kabupaten di dekatnya memperlihatkan obat anti-depresan, anti-psikotik, sedatif dan hipnotik.

Berbagai kandungan dari obat-obatan tersebut nampaknya membuat orang tua lebih mungkin untuk melakukan bunuh diri.

BACA JUGA:  Kabar Baik! KBRI Bantu PMI Bangli yang Sengsara di Turki

Anders Carlsten dan Margda Waern dari Gothenburg University melakukan studi kasus pemantauan guna memastikan apakah jenis tertentu obat psikoaktif berkaitan dengan resiko bunuh diri pada usia lanjut.

Menurut Carlsten, perawatan dengan menggunakan sedatif berkaitan dengan peningkatan hampir 14 kali lipat resiko bunuh diri dalam analisis mentah tersebut dan tetap menjadi faktor resiko terpisah bagi tindakan bunuh diri.

BACA JUGA:  SID Rilis Musik Terakhir Bareng Sony Music, Jerinx Sebut Ini

Alhasil ia juga menerangkan pemberian resep saat ini bagi hipnotik berkaitan dengan peningkatan empat kali lipat resiko bunuh diri pada model yang dicocokkan.

Mereka mengkaji catatan 85 pria dan wanita yang berusia di atas 65 tahun yang melakukan bunuh diri dan membandingkan mereka dengan satu kelompok orang yang berusia lanjut dari kalangan masyarakat umum yang tak melakukan bunuh diri.

Setelah mencocokkan kondisi kejiwaan, semua pasien yang mengkonsumsi sedatif dan hipnotik untuk mengatasi gangguan tidur empat kali lebih mungkin untuk melakukan bunuh diri, kata Carlsten.

"Para dokter perlu berhati-hati mengenai ini, karena obat ini diberikan secara luas buat orang yang berusia lanjut," tulis para peneliti itu. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI