GenPI.co Bali - Belum selesai masalah Covid-19 Omicron, kini muncul subvarian BA.2 yang digadang-gadang merupakan penyakit 'siluman' gara-gara sulit terdeteksi bahkan untuk tes PCR.
Pandemi virus mematikan asal Wuhan, China ini memang nampaknya tetap tidak ada habisnya setelah berbagai varian baru bermunculan di seluruh dunia.
Setelah Delta yang terkesan cukup berbahaya, kini dunia dilanda varian Omicron. Katanya lebih 'ringan' gara-gara tunjukkan gejala biasa, meskipun penyebarannya tinggi, varian ini tetap patut diwaspadai.
Apalagi fakta turunannya atau subvarian dari Omicron yakni BA.2 telah menunjukkan tajinya sebagai salah satu penyakit berbahaya bagi masyarakat umum.
Kemunculan dari turunan BA.1 atau Omicron asli ini juga sering dipanggil Son of Omicron (anak dari Omicron) karena ciri khasnya serupa.
Memiliki julukan siluman, BA.2 diklaim oleh para ahli memiliki sifat genetik tertentu sehingga membuatnya sulit untuk diidentifikasi sebagai Omicron pada tes diagnostik, khususnya tes PCR.
Kendati punya fitur mengejutkan, mengutip laman Health, seorang ahli epidemiologi dan profesor kedokteran di salah satu Universitas di Buffalo, John Sellick menekankan jika padanan kalimat tak terdeteksi kurang tepat.
Sellick beralasan jika varian asli alias varian BA.1 mampu melakukan penghapusan genetik dalam protein lonjakan virus.
Nah, BA.2 justru berbeda karena tidak memiliki penghapusan genetik sehingga membuatnya sulit dideteksi dan diklasifikasikan sebagai Omicron pada tes tersebut.
Gara-gara karakteristik 'siluman' ini, varian Omicron BA.2 pun bisa membuat penyebaran Covid-19 menjadi kian sulit terutama karena tingkat akurasi tes masih berpegang teguh dari hasil PCR. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News