Meskipun tumbuh dari keluarga miskin, pria kelahiran 1971 ini memiliki semangat dan daya juang yang tinggi.
Selain turut membantu pekerjaan kedua orang tuanya, ia juga bekerja sebagai buruh angkat kayu di tempat usaha milik kakeknya.
Sibuk bekerja, membuat pendidikan Ajik sedikit terganggu. Dia baru lancar membaca ketika duduk di kelas 4 SD.
Ajik tidak suka belajar saat berada di rumah, namun ia selalu beruntung dan naik kelas untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Harapannya untuk menempuh pendidikan di tingkat SMA pupus, ketika mengetahui ayahnya yang sudah semakin berusia, tidak bisa lagi mencari nafkah atau bekerja.
Tak bisa melanjutkan pendidikan membuat Ajik lantas merantau ke Kota Denpasar dengan cara menumpang truk hingga Terminal Ubung dan kemudian dilanjutkan berjalan kaki.
Tak punya cukup uang, bekal, dan rencana kedepannya, ia pun sempat putuskan menumpang di Pos Satpam Hotel Rani di Sanur.
Kejeliannya untuk mencari nafkah pun terlihat selama menumpang di pos satpam tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News