Pengusaha Ingin Bali Jadi Destinasi Berkualitas, Pakar Undiknas Beri Usulan Berkelas

23 Mei 2023 13:00

GenPI.co Bali - Banyaknya wisatawan yang bertindak tidak sesuai norma dan hukum di Bali membuat dampak yang cukup siginfikan dalam segi pariwisata.

Pihak pengusaha pun turun tangan, mereka berupaya menjadikan destinasi wisata di Bali lebih berkualitas.

Merespons niat pengusaha di Bali, seorang pengamat ekonomi dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana mengusulkan pengajuan visa atau Visa on Arrival (VoA) lebih mahal hingga retribusi yang dikenakan

BACA JUGA:  3 Rekomendasi Spa di Bali, Konsep Alam Hingga Perawatan Ala Bangsawan

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana mengusulkan dalam jangka panjang pembayaran visa kedatangan langsung atau Visa on Arrival (VoA) lebih mahal.

Hal ini bertujuan mendukung pariwisata berkualitas, sesuai niat pengusaha.

BACA JUGA:  Singaraja Fest 2023 Siap Digelar, Hadirkan Musisi Lokal Berkelas

"Seperti di Singapura, di sana tertib karena masyarakatnya juga tertib. Kita di Bali juga harus begitu, risiko hidup di daerah pariwisata tidak bisa sembarangan, harus memberikan contoh," katanya, Sabtu (20/5).

Pengamat ekonomi lainnya, Bhima Yudistira mengusulkan gencar promosi dan meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pariwisata berkualitas.

“Mulai perbanyak kegiatan internasional yang bisa mendatangkan turis dan devisa,” jelasnya.

BACA JUGA:  BTR Ultra 2023 Siap Digelar, Peserta Lari Disuguhkan Pemandangan Fantastis Kintamani

Sementara itu Wakil Ketua Asosiasi Perjalanan Asia Pasfik (PATA) Bali dan Nusa Tenggara Ida Bagus Vedanta Wijaya mengatakan, indikator wisata berkualias bukan soal jumlah wisataan yang datang, daya beli dan lama tinggal.

Menurutnya saat ini indikator pariwisata berkualitas dilihat dari menghargai alam, adat, dan budaya yang berlaku di Pulau Bali.

“Sekarang ini pariwisata yang datang bukan hanya kemakmuran, tapi juga masalah. Itu yang harus kami tangani sekarang,” katanya.

Dia berharap konsep keseimbangan dalam Tri Hita Karana atau tiga hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam atau lingkungan, dan sesama manusia menjadi landasan pembangunan di Bali termasuk pariwisata.

“Kami harus pintar mencari segmentasi pasar,” katanya. (ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI