Perjuangan Pariwisata Bali Diungkap Wagub Cok Ace

15 Oktober 2022 10:00

GenPI.co Bali - Wakil Gubernur (Wagub) Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace beberkan perjuangan pariwisata Bali yang sempat alami jatuh bangun baru-baru ini.

Menurutnya, tahun 2022 ini merupakan era kebangkitan setelah sektor unggulan penunjang ekonomi Pulau Dewata bisa pulih usai pandemi Covid-19.

Selain itu, menurut Wagub Cok Ace saat berbicara di forum Internasional Tourism Leaders Summit 2022 di Taman Budaya Bali atau Art Center, Selasa (27/9) malam, fase awal lahirnya pariwisata Bali pada tahun 1902 silam.

BACA JUGA:  Petani Banyuwangi Tewas Mengenaskan, Ini Temuan Polisi Bali

Kendati belum ada pengelolaan khusus terhadap potensi pariwisata, Bali sudah mulai dikenal sebagai pulau yang menarik untuk dikunjungi sejak era itu.

Fase kedua yang diklasifikasikannya sebagai Fase Bali Membangun menurut Guru Besar ISI Denpasar itu dimulai sejak era tahun 1960.

BACA JUGA:  Dokter: Merokok Bikin Masalah Kesehatan Mata, Kok Bisa?

"Ini ditandai dengan beberapa pembangunan infrastruktur strategis seperti bandara dan yang lainnya," ucap Wagub Cok Ace, Rabu (28/09/22).

Mantan Bupati Gianyar ini menambahkan era tahun 1980 ke atas menjadi fase ketiga industri pariwisata Bali.

BACA JUGA:  FIFA Urung Sanksi Indonesia, Pelatih Bali United Sentil Liga 1

Di fase ketiga ini, Ketua BPD PHRI Bali ini menyebutnya sebagai fase pariwisata Bali di persimpangan jalan.

Penyebabnya, kata Cok Ace, di era 1980-an, pariwisata Bali mengalami kemajuan pesat dengan tingginya minat turis asing ke Pulau Dewata.

Kemudian tragedi Bom Bali pada Oktober 2002 silam hingga pandemi Covid-19 pada 2020 diklasifikasikannya ke dalam fase keempat, yakni antara tahun 2000-2020.

Dua kali peristiwa Bom Bali, yakni 2002 dan 2004 ditambah pandemi Covid-19 pada 2020 membuat Cok Ace menyebut periode ini sebagai Fase Sandya Kalaning Bali.

"Fase Sandya Kalaning Bali (fase terpuruknya Bali, Red) dari tahun 2000-2020 yang ditandai dengan Bom Bali dan Pandemi Covid-19," tutur Cok Ace.

Fase terakhir atau fase kelima, yakni 2022 yang menurut Cok Ace ditetapkan sebagai Periode Bali Era Baru.

"Suatu Era yang ditandai dengan tatanan kehidupan baru yang holistik," seru salah satu Panglingsir Puri Ubud ini.

Fase Bali Era Baru ini, lanjut Cok Ace, ditandai dengan tiga dimensi utama.
Dimensi pertama, bisa menjaga atau memelihara keseimbangan alam, krama (manusia), dan kebudayaan Bali (genuine Bali);

Dimensi kedua, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan.

Dimensi ketiga, memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi dan menghadapi munculnya permasalahan dan tantangan baru.

Menurut Wagub Cok Ace, belajar dari pandemi Covid-19, Bali tidak bisa terlalu mengandalkan pariwisata sebagai roda utama penggerak ekonomi.

Untuk itu dalam periode Bali Era Baru ini pemerintah daerah melakukan beberapa manuver penggerak ekonomi Pulau Dewata.

"Salah satunya adalah penguatan potensi sumber daya lokal alam, krama, dan kebudayaan Bali yang diwariskan," papar Wagub Cok Ace. (gie/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI