Tarif Penyeberangan Sanur-Nusa Penida Mahal, Dampaknya?

14 September 2022 11:00

GenPI.co Bali - Dampak besar terjadi gegara makin mahalnya penyeberangan kapal jurusan Sanur-Nusa Penida, Bali di tengah suasana harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik baru-baru ini.

Terjadi penurunan kunjungan wisatawan domestik dan luar negeri yang berniat habiskan waktu liburan di Nusa Penida, Klungkung, Pulau Dewata.

Hal ini merupakan buntut kebijakan Asosiasi Fastboat Sanur (AFC) menaikkan tarif penyeberangan hingga 30 persen setelah adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

BACA JUGA:  Bali Latar Film Hollywood, Clooney & Julia Roberts Terkesan

Kenaikan tarif penyeberangan dari Sanur menuju Nusa Penida maupun Nusa Lembongan (pergi pulang atau PP), yaitu Rp 100 ribu untuk domestik, naik dari sebelumnya Rp 75 ribu.

Untuk wisatawan mancanegara kini menjadi Rp 200 ribu dari sebelumnya Rp 150 ribu.

BACA JUGA:  Profil Naomi Zaskia, Artis Blasteran Jerman Dibesarkan di Bali

"Untuk harga kami menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM, karena harga minyak naik kisaran 30-31 persen. Jadi, otomatis harga tiket kami naikkan dengan kalkulasi yang sama," kata Bendahara AFC, Nengah Kertawijaya, Sabtu (10/09/22).

Nengah Kertawijaya menyebut angka tersebut menyesuaikan dengan biaya bahan bakar Pertalite yang selama ini digunakan para pemilik speedboat.

BACA JUGA:  Bali Viral! Perkara Anjing, Bule Australia Celakai Pemotor

Harga Pertalite awalnya Rp 7.650, kini menjadi Rp 10.000 per liter.

Dampak kenaikan tarif penyeberangan Sanur – Nusa Penida cukup terasa.

Penumpang domestik turun lumayan, sebelumnya 200 hingga 500, kini hanya 150 orang.

"Otomatis ada penurunan sekitar 10-20 persen, dari sebelumnya berangkat dua sampai tiga boat sekarang hanya satu boat. Saya punya boat yang biasanya dua boat, tetapi tiga hari berturut-turut satu boat saja jalan," kata Nengah Kertawijaya.

Ia mengatakan tak ada kerugian yang dialami pemilik boat, tetapi diakui ada penurunan laba, mengingat dalam satu kali perjalanan pulang-pergi, speedboat membutuhkan bahan bakar paling sedikit 300 liter.

"Kalau boat Wijayabuyuk ada dua yang kapasitas 100 dan 150 penumpang, itu menghabiskan pulang-pergi 400 liter, yang satunya 500-600 liter. Speedboat seirit-iritnya itu 300 liter," ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa apabila harga BBM tetap tinggi maka kecil kemungkinan tarif penyeberangan kembali seperti dahulu.

Nengah Kertawijaya bahkan mengatakan ada kemungkinan tarif penyeberangan bakal naik seiring ada larangan kendaraan di atas 1.500 CC mengonsumsi Pertalite.

"Ada rencana pemerintah untuk tidak boleh menggunakan Pertalite, otomatis pakai Pertamax, jadi harga berubah. Merugikan masyarakat pasti, tetapi kami sebagai operator dan perusahaan mengikuti," papar pemilik speedboat bernama Wijayabuyuk.

Dampak makin mahalnya, tarif penyeberangan Sanur-Nusa Dua berkat kenaikan harga BBM tentu jadi petaka bagi pariwisata Bali yang makin berkurang kunjungan wisatawannya. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI