Mangku Pastika Paksa Pelaku Pariwisata Bali Jangan Menjerit

10 Agustus 2022 04:00

GenPI.co Bali - Gara-gara suatu alasan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika memaksa agar para pelaku pariwisata di Pulau Bali tak menjerit baru-baru ini.

Pendapat pria asli Buleleng itu berdasarkan fakta perang Ukraina-Rusia dan pandemi Covid-19 yang berimbas fatal di sektor pariwisata.

Mengingat dua masalah tersebut membuat perubahan besar sektor penunjang ekonomi Pulau Dewata, Made Mangku Pastika pun meminta semua orang tak mengeluh.

BACA JUGA:  Evaluasi Liga 1 Bali United Habisi Rans FC: Privat dan Yabes

Baginya, komponen pariwisata Bali harus kompak dan berjuang untuk bisa bangkit, pulih dari dampak pandemi Covid-19.

"Teman-teman (pelaku pariwisata, red) yang selama ini menjerit, berhentilah menjerit, tidak ada gunanya. 'Be realistic, idealis boleh, realistis harus," kata Made Mangku Pastika, Sabtu (23/07/22).

BACA JUGA:  Kejari Badung Ancam Ini Usai Segel 17 Money Changer Kuta

Namun, mantan gubernur Bali dua periode ini mengaku kasihan ketika melihat fakta di lapangan.

“Saya kadang kasihan dengan upaya yang sudah luar biasa dilakukan, terus tidak ada orang yang datang. Duit habis, hasilnya tidak ada," ucap mantan Kapolda Bali ini.

BACA JUGA:  Bali Viral! Warga Lakukan Sweeping Imbas Penjambretan Bule

Oleh karena itu, Pastika mengajak pelaku pariwisata kembali menghitung pasar yang masih potensial, di tengah kondisi krisis global yang telah dialami negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika.

Satu sisi pelaku pariwisata Bali harus berani melakukan perubahan dan menurunkan standar yang diharapkan.

"Mungkin sebelumnya kita berharap kunjungan dari China, tetapi mereka juga sudah melakukan berbagai terobosan agar warganya tidak perlu lagi berwisata ke luar negeri," ujarnya.

Menurutnya, jika Bali ingin mengandalkan pariwisata budaya, harus ada kajian lagi yang lebih mendalam. Pasalnya, tren pariwisata saat ini telah berubah.

Dari 200-an desa wisata di Bali, mungkin kurang dari 10 yang bisa bertahan.
Menurutnya, ketertarikan turis asing untuk mengunjungi tempat wisata spiritual, seperti pura, tidak akan akan sebanyak dahulu.

"Berapa sekarang wisatawan yang masih perlu guide dan biro perjalanan di tengah informasi yang sudah dalam genggaman? Kita saat ini bisa dengan mudah memesan tiket pesawat dan kamar hotel, demikian pula untuk bepergian kemana-mana," tuturnya.

Belum lagi tantangan dari daerah pariwisata lainnya di Nusantara, seperti Labuan Bajo yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo dengan 1 juta kunjungan.

"Selain itu wisatawan domestik kunjungannya banyak, tetapi umumnya sedikit mengeluarkan uang," papar Made Mangku Pastika.

Oleh karena itu, Pastika mengajak pelaku pariwisata Bali lihai membaca pasar dan melakukan adaptasi agar tidak ditinggal wisatawan.

Acara reses bertajuk Geliat Pariwisata Jelang G20 itu dihadiri Kadis Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun dan para pentolan asosiasi pariwisata Bali.

Tak cuma eks Gubernur Made Mangku Pastika, hadir pula sejumlah tokoh pariwisata Bali seperti Gede Wirata, Al Purwa, Jero Mangku Kandia dan sebagainya. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI