GenPI.co Bali - Media asing kenamaan The New York Times membeberkan fakta sepinya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali biang keroknya aturan pemerintah Indonesia itu sendiri.
Sekitar 1,5 tahun lamanya, Pulau Dewata terkesan mati suri di sektor pariwisatanya usai kedatangan kalangan wisatawan sangat terbatas yakni sekitar 1,05 juta orang saja pada 2020.
Terima kunjungan paling kecil dalam 10 tahun terakhir pun terkesan masuk akal mengingat Pulau Dewata tengah berjibaku dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
Kendati demikian, kasus Corona mulai bisa terkontrol setelah salah satu destinasi terbaik dunia itu menggalakkan PPKM dan vaksinasi massal secara menyeluruh.
Dibukanya penerbangan internasional pada 14 Oktober 2021 pun menjadi saat-saat paling dinanti oleh Bali yang sudah tidak sabar tunjukkan tajinya lagi sektor pariwisatanya.
Alih-alih kedatangan wisman secara besar-besaran, Pulau Seribu Pura malah harus dapat kenyataan pahit tak adanya kunjungan sampai hari ini.
Apa sebabnya? Media kenamaan Amerika Serikat, The New York Times mengkritisi kebijakan pemerintah Indonesia ketika menetapkan waktu karantina, pembayaran visa, dan berbagai aturan rumit lainnya.
Sejatinya, turis datang ke Bali dalam waktu liburan minimal seminggu, sehingga jika diwajibkan karantina selama lima hari tentu akan membuat mereka tak berminat untuk datang.
Selain itu pembiayaan selama karantina juga dibebankan kepada wisman itu sendiri dengan kisaran paling rendah Rp10-25 juta untuk hotel bintang tiga hingga lima.
Lalu masih ada biaya tambahan visa sekitar 65 dolar AS (Rp925 ribu). Terakhir, pemerintah pusat juga hanya memperbolehkan 19 negara tertentu yang datang minus Australia.
The New York Times melalui headline: "Bali Membuka Pintu Wisata Lagi Malah Membuat Turis Lari Gara-gara Aturan Pemerintahnya Sendiri," juga menyayangkan pelarangan kedatangan wisman Australia yang jadi 'langganan' di sana.
Terlepas fakta media asing menyayangkan aturan Pemerintah Indonesia, Pulau Bali diprediksi kedatangan wisman dalam jumlah besar pada bulan November nanti. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News