GenPI.co Bali - Lewat tawaran menarik berupa visa khusus di Bali baru-baru ini, Indonesia nampaknya mencoba peruntungan dengan cara goda pendatang yang berprofesi sebagai digital nomad.
Bisa dikatakan, Pulau Seribu Pura adalah surganya kalangan turis, apalagi yang berniat lakoni work from Bali (WFB) atau yang berarti bekerja dari Bali.
Banyak kalangan influencer, vlogger, dan pekerja menggunakan platform digital yang kesemuanya termasuk digital nomad tertarik habiskan waktu di sana.
Hanya saja ada satu pengganjar yang membuat kalangan pendatang ini tak bisa tinggal lama. Ya, hal ini tak lepas dari kewajiban mesti bekerja, membuka bisnis, atau ikut serta NGO.
Selain itu para turis asing juga diwajibkan untuk mendapat visa KITAS yang dikhususkan untuk tinggal sementara.
Ada langkah alternatif lain yakni para wisatawan datang ke Indonesia dengan visa on arrival (VoA) yang bisa diperpanjang.
Nah, mengutip laman The Bali Sun, Indonesia mulai berniat mengembalikan kebijakan terkait penerapan visa kerja selama 5 tahun bagi kalangan pekerja digital nomad.
Hal ini muncul setelah Perdana Menteri Australia yang baru Anthony Albanese mengunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membicarakan soal kerja sama.
Alasan perbincangan ini tak lepas agar dapat memberikan keuntungan baik bagi Negeri Merah Putih serta Australia nantinya.
Jika benar penerapan visa kerja hingga 5 tahun kembali berlangsung, maka Bali pun akan ketimpa untung. Salah satu provinsi di Indonesia itu dipastikan akan kebanjiran para digital nomad yang bisa ramaikan pariwisata. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News