Gubernur Koster Minta Wisatawan Lindungi Budaya Bali, demi Apa?

20 Mei 2022 14:00

GenPI.co Bali - Demi alasan pengembangan pariwisata yang jauh lebih baik, Gubernur I Wayan Koster melakukan teken kesepakatan agar wisatawan turut serta lindungi budaya Bali mulai Rabu (18/05/22).

Politisi partai PDI Perjuangan tersebut membuat kerja sama dengan GIPI Bali, dan PT Bank Pembangunan Daerah Bali.

Inti dari kerja sama ini tentu saja agar wisatawan memiliki peran penting melindungi lingkungan alam serta budaya Pulau Seribu Pura.

BACA JUGA:  Kuta Bali Geger! Pemotor Tewas Usai Tabrak Ambulans, Aksi Polisi?

"Karena anugerah kita hanya bersumber dari adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal, maka keseluruhan unsur kehidupan kita ini harus didorong untuk memelihara dan menjaga ini," kata Koster, Rabu (18/05/22).

Menurut dia, pengusaha membayar pajak hotel dan restoran memang menjadi kewajiban utama. Namun, yang di luar itu, harusnya dia memberikan efek kepada kehidupan masyarakat keseluruhan di Bali.

BACA JUGA:  Terlunta di Singapura, Chef Ubud Bali Rela ke Masjid demi Makan

"Bali ini tidak memiliki sumber daya alam seperti daerah lain. Jadi harus ingat, bahwa kita hanya memiliki kekayaan dalam bentuk adat istiadat, tradisi, seni budaya dan kearifan lokal," ujarnya.

Oleh karena itu, ujar Koster, di sinilah peran Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali untuk menjadikan budaya sebagai basis pengembangan pariwisata dan ekonomi.

BACA JUGA:  Bayar Agen Bodong Rp22 Juta, Chef Ubud Bali Merana di Singapura

"Dalam visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali, budaya telah dijadikan mainstream pembangunan. Kalau budaya Bali tidak ada, jangan cerita soal ekonomi, tidak ada lagi orang yang berkunjung ke Bali," ujarnya.

Koster menambahkan, sebelumnya perkembangan pariwisata Bali lebih banyak terjadi secara sporadis dan tidak didesain dengan satu tatanan bagaimana mengarahkan pariwisata Bali ini bisa dikelola dengan baik.

"Kemudian terpenting, bagaimana agar pariwisata menjaga budaya Bali dengan memberi manfaat dan nilai tinggi bagi kehidupan masyarakat Bali secara totalitas melalui keberpihakan pariwisata kepada sumber daya lokal," katanya.

Jadi, lanjut Koster, pariwisata harus dikelola dengan prinsip-prinsip dasar agar dia berkembang, tumbuh dan bermanfaat tidak saja bagi pelaku pariwisata, tetapi juga memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat Bali.

Selanjutnya menjadi pengungkit tumbuhnya perekonomian Bali, sekaligus menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali, dan tetap memperhatikan keharmonisan terhadap alam, manusia dan kebudayaan Bali.

"Ini yang selama ini tidak terjadi sejak pariwisata tumbuh dan berkembang di Bali sampai saat ini. Jadi, kita harus introspeksi," ucapnya

Ia menambahkan bahwa munculnya pandemi COVID-19 telah memberikan pembelajaran bahwa sektor pariwisata sangat rentan terhadap gangguan eksternal.

Itulah sebabnya, Koster menyatakan sekarang ini akan bertindak tegas dan tidak lagi membiarkan ketimpangan akibat dari pariwisata.

"Saya sangat pro terhadap pariwisata, tetapi bagaimana pariwisata di Bali ini betul-betul menghidupi semua petani, nelayan, perajin kita di Bali. Ini harus dijadikan kesadaran kolektif terhadap sumber daya lokal," katanya.

Koster pun menegaskan Bali membutuhkan pariwisata yang berbasis budaya, berkualitas dan bermartabat sesuai pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 28 Tahun 2020.

Lebih lanjut, Gubernur Koster menekankan betapa krusialnya budaya Bali dalam pengembangan pariwisata sehingga perlu kontribusi besar kalangan wisatawan untuk memaksimalkannya. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI