Gubernur Koster Janjikan Pariwisata Bali Ramai dengan Syarat Ini

14 Mei 2022 00:00

GenPI.co Bali - Baru-baru ini, Gubernur I Wayan Koster menyatakan pariwisata Bali bisa lebih ramai dari sebelumnya dengan syarat budaya provinsi terkait lestari lebih dulu.

Politisi partai PDIP ini beranggapan para pelaku pariwisata mesti memiliki komitmen untuk lestarikan budaya agar wisatawan, baik itu domestik maupun luar negeri tertarik untuk berkunjung.

"Kalau alam indah, lebih indah dari Bali atau sama dengan Bali, di luar itu banyak ada alam yang indah. Tetapi, yang membedakan Bali dengan daerah lain itu adalah budaya," kata Koster di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (12/05/22).

BACA JUGA:  Media Asing Geger, Tokoh Penting LGBT Australia Wafat di Bali

Itulah sebabnya, ujar dia, Pemprov Bali mulai tegas dalam urusan budaya dengan menggunakan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.

Di samping itu juga ada Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.

BACA JUGA:  Curi Uang Warga Buleleng Bali untuk Judi, 2 Pria Diringkus Polisi

Selain itu peraturan terkait juga berisi Penyelenggaraan Bulan Bahasa. Kemudian ada Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali.

Untuk penggunaan busana adat Bali, setiap hari Kamis, Purnama, Tilem dan Hari Jadi Pemerintah Daerah Provinsi Bali semua pelaku di Bali mulai dari pegawai negeri maupun swasta, hotel juga harus berbusana adat Bali.

BACA JUGA:  Kesehatan: Liburan Usai, Tips Pulihkan Kondisi Tubuh Guna Bekerja

Dia menambahkan, pariwisata Bali sebelumnya tidak didesain secara khusus dengan suatu perencanaan, tetapi berkembang secara alamiah, sehingga masih ada compang-camping di sana sini.

Tetapi, karena budayanya, menjadikan Bali tetap menjadi tujuan kunjungan masyarakat dunia.

"Itulah sebabnya, saya sekarang ini betul-betul menata pariwisata Bali secara fundamental dan komprehensif berbasis pada budaya, serta berorientasi pada kualitas dan bermartabat," ujarnya.

Pihaknya tidak ingin pariwisata ini mengorbankan budaya, justru pariwisata harus membangun budaya. Karena Bali tanpa budaya tidak akan mungkin bisa menjadi daerah wisata.

"Maka, saya tadi melihat manajer hotel tidak berbusana adat Bali, saya langsung tegur. Jadi, saya tidak mau melihat perilaku-perilaku yang tidak tertib dan disiplin di Bali, tetapi semua harus hormat dengan budaya Bali," kata Koster.

Mengakhiri arahannya terkait pariwisata Bali, Koster menegaskan jangan pelaku pariwisata cuma mencari untung di Bali dengan tidak memelihara budaya.

"Jadi kalau mau berusaha di Bali, bangunlah budaya Bali ini secara bersama-sama, supaya bisa tumbuh bersama, kuat bersama, serta mendapat manfaat secara bersama-sama. Saya kira itu yang harus ditumbuhkan di Bali," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan, Koster sebelum menjadi Gubernur Bali atau saat menjadi anggota DPR, sudah memperjuangkan kebudayaan.

"Saya senang sekali Bapak Gubernur, kebetulan mengikuti perkembangan di Bali. Mulai kami datang, hotelnya dibuka khusus dan sampai sekarang dari Canggu menuju Tabanan macetnya luar biasa. Mudah-mudahan segalanya membaik," ucapnya.

Gubernur Koster meyakini apabila syarat pelestarian budaya terpenuhi, ciri khas wilayag Bali yang kaya akan tradisi bakal bikin wisatawan ramaikan sektor pariwisata. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI