Mengapa Pelaku Wisata Perlu Beralih ke Digitalisasi?

03 Maret 2022 22:00

GenPI.co Bali - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengajak pelaku industri pariwisata melakukan digitalisasi.

Menurutnya, saat ini tren pariwisata telah bergeser ke arah digital.

"Hampir semuanya dilakukan digital," kata Sandiaga dikutip dari Antara, Rabu (02/03/2022). 

BACA JUGA:  17 Penerbangan dari Juanda ke Bandara Bali Dihentikan Sementara

Dia mengatakan pelaku wisata perlu beralih ke digitalitrasi sebagai dari transformasi dan promosi destinasi pariwisata.

Konten-konten kreatif diharapkan semakin bertambah sebagai ajang promosi pariwisata, begitu juga dengan standardisasi layanan akomodasi lewat sertifikat CHSE.

BACA JUGA:  Penentuan Juara Bali United Makin Dekat, Tiap Laga Adalah Final

Langkah ini, kata Sandiaga, perlu didukung oleh berbagai pihak agar hasilnya optimal.

Sandiaga juga menyebutkan potensi besar desa wisata yang patut didorong untuk membangkitkan ekonomi serta mewujudkan peluang usaha baru di dunia ekonomi kreatif.

BACA JUGA:  Liga 1: Kalah Mengejutkan Lawan Bali United, Alasan Persela?

Tahun 2021, kunjungan ke desa wisata meningkat 30 persen, sebuah angka yang menurutnya tidak kecil di tengah pandemi COVID-19.

Indonesia saat ini kian mengarah ke pariwisata berkelanjutan dengan destinasi-destinasi yang menawarkan pengalaman menarik serta keunikan yang ditunjang dengan produk-produk lokal yang khas.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 yang kini menyasar target 3000 desa wisata.

Ini diharapkan bisa mendorong desa wisata agar menjadi destinasi liburan yang berkualitas dengan daya saing global, lanjut dia.

Dibantu dengan banyak pihak untuk memajukan desa wisata, kata Sandiaga, ia memastikan ekonomi Indonesia akan tumbuh dan membuat masyarakat lebih sejahtera.

Dalam ajang tersebut, ada tujuh kategori penilaian untuk desa wisata, yakni kategori daya tarik pengunjung yang meliputi keunikan dan keaslian alam maupun buatan, serta seni dan budaya.

Kedua ialah kategori homestay, lalu kategori suvenir yang mencakup produk-produk kuliner, kriya, dan fesyen.

Kategori keempat ialah digital dan kreatif, kemudian toilet umum, setelah itu kategori CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability). Terakhir, kategori kelembagaan desa wisata.

"Kami juga mendorong desa wisata untuk mempunyai event-event berdasarkan kearifan lokal," tutup dia.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI