GenPI.co Bali - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno baru-baru ini berikan ancaman berat terhadap mafia karantina yang bisa mencoreng kebangkitan Bali.
Bisa dibilang, Pulau Dewata kini tengah mencoba untuk bangkit dari keterpurukan semenjak merebaknya virus Covid-19 akhir tahun 2019 lalu.
Setelah sempat 'menderita' imbas wisatawan mancanegara (wisman) yang datang hanya 45 orang saja tahun 2021, memasuki tahun 2022 segalanya mulai berangsur membaik.
Hanya saja, pariwisata Bali malah kembali tercoreng karena adanya oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan memanfaatkan keadaan pandemi. Ya, merekalah mafia karantina dan visa.
Tak pelak, permasalahan ini lantas membuat Menparekraf Sandiaga Uno untuk bergerak mengusut tuntas kasus ini dan siap berikan sanksi berat bagi para pelakunya.
"Kami tentunya sangat menyayangkan, sangat prihatin, bahwa di saat yang sulit seperti ini ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan," katanya, Senin (21/02/22).
Adapun mencuatnya masalah ini berawal dari laporan Gubernur Bali I Wayan Koster yang mengatakan jika ada mafia karantina dan pematokan harga e-visa diluar nalar.
Sandiaga Uno sendiri juga melaporkan bahwa banyak pelaku perjanalanan luar negeri (PPLN) Warga Negara Asing (WNA) yang merasa dirugikan oleh oknum-oknum pengelola tempat karantina.
"Bali ini sudah sangat diminati oleh para wisatawan. Semenjak (Bali) dibuka, mereka berbondong-bondong untuk mendapatkan visa dan akhirnya mereka tergiur dengan tawaran dari para agen yang tidak bertanggung jawab," imbuhnya.
Menparekraf Uno sendiri tak main-main dengan ancaman sanksi berat bagi mafia karantina dan visa tersebut mengingat tindakan mereka mencoreng citra pariwisata Bali yang mengharapkan wisman. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News