GenPI.co Bali - Kesenian Tari dan Tabuh Palegongan adalah kesenian Bali yang jadi salah satu puncak kreatifitas seni pertunjukan Bali pada awal abad XIX.
Sebelumnya, kesenian ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh Unesco.
Maka, Pemkot Denpasar wajib untuk terus mempertahankan predikat tersebut.
Untuk itu pembinaaan, pengembangan, pemanfaatan dan pelestarian kesenian Palegongan selalu mendapatkan perhatian penting dari Pemerintah Kota Denpasar.
"Sebagai tujuan akhirnya adalah kemanfaatan dari seluruh proses yang dilakukan ini dapat memiliki kemanfaatan bagi masyarakat," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Minggu (20/02/2022).
Terbaru, Pemkot Denpasar menggelar parade kesenian Palegongan sebagai upaya mengembangkan seni berbasis tradisi.
Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Wayan Narta menambahkan, kegiatan ii menyasar 12 (Dua Belas) kantong kesenian palegongan yang ada di seluruh Kota Denpasar.
Nantinya, seluruh peserta akan menampilkan Tabuh Pategak Klasik dan atau pengembangan yang telah ada dan atau dibuat baru.
Selanjutnya juga akan ditampilkan Tari Palegongan Klasik yang telah direvitalisasi atau pengembangan/kreasi yang telah ada.
"Format atau bentuk pementasannya "Mebarung" dengan iringan yang diharapkan adalah gamelan palegongan yang merupakan ciri khas Kesenian Legong Klasik," ujar Narta
Sementara untuk pengamatan difokuskan pada ciri khas gerak-gerak Tari Palegongan, kualitas teknik tari, struktur dan termasuk tata rias tata kostum palegongan.
Sedangkan fokus pengamatan tabuh maupun iringan tari difokuskan pada ciri khas barungan gamelan palegongan, teknik-teknik permainan lagu palegongan dan kualitas tekniknya
"Harapan kami dengan kegiatan ini dapat mendukung program padat karya berbasis seni budaya serta melestarikan seni klasik palogongan di Kota Denpasar," kata dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News