GenPI.co Bali - Upaya pemulihan pariwisata Bali bisa diwujudkan dengan adanya G20 yang berlangsung tahun 2022 ini. Siapa sangka, keamanan gelaran konferensi tingkat tinggi (KTT) itu bisa diwujudkan dengan travel bubble.
Sebagaimana diketahui, Pulau Dewata kini masih terpuruk usai pandemi Covid-19 mengurangi kunjungan para wisatawan, baik itu dalam dan luar negeri.
Menurut data saja, sepanjang tahun 2021 hanya ada 45 wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke sana. Jauh dari tahun 2019 lalu yang bisa mencapai 6 juta orang.
Setelah berjibaku dengan kondisi tak menentu, kabar baik pun datang gara-gara Bali menjadi tuan rumah gelaran presidensi KTT G20 yang melibatkan banyak negara besar seantero dunia.
Meskipun di tengah ancaman Covid-19, para tokoh penting tersebut dipastikan bakal dapat penanganan ekstra melalui travel bubble seperti yang diterangkan Menkumham, Yasonna H Laoly.
"Travel bubble ini sangat baik sebagai percontohan dan jajaran Kemenkumham harus bersinergi untuk pelaksanaan keimigrasian di daerah travel bubble tersebut," ujar dia, Senin (24/01/22).
Mekanisme 'gelembung perjalanan' Batam-Bintan-Singapura tertuang dalam Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 yang mengatur pintu masuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Dalam hal ini, pihak Kemenkumham masih melakukan evaluasi penerapannya dalam gelaran acara akbar G20 yang akan berlangsung di Pulau Seribu Pura dalam waktu dekat.
Alasannya sendiri tak lepas dari fakta penggunaan sistem ini akan bermanfaat dalam mendukung peningkatan kunjungan wisatawan terutama dari luar ke Bali.
Jika travel bubble ini sukses dilaksanakan saat KTT G20, bukan tak mungkin sistem yang sama bakal diberlakukan juga di Bali kelak. Nah, hal ini pun bisa jadi kabar baik pariwisata yang berpotensi ramai lagi. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News