GenPI.co Bali - Wisatawan mulai jarang ramaikan pariwisata Bali menjelang akhir tahun 2021 ini. Bukan karena Covid-19, anggota DPD Made Mangku Pastika pun menyebut masalah ini dan beri peringatan keras untuk mengatasinya.
Sebagai salah satu destinasi wisata favorit dunia, Pulau Dewata tak diragukan lagi akan keindahan alam, pesona pariwisata, dan tentu saja kekayaan budayanya.
Hanya saja, ketika Covid-19 menyebar luar akhir tahun 2019, segalanya mulai berubah. Salah satu pulau di Indonesia ini hanya mampu menyambut 45 wisatawan mancanegara (wisman) dari sebelumnya mencapai 6 juta.
Ketika kasus mulai melandai imbas adanya PPKM serta vaksinasi massal, kondisi ini tetap tak jauh berubah. Bali masih urung ramai oleh kalangan wisatawan.
Mangku Pastika selaku anggota DPD pun mengatakan hal ini tak lepas dari banyaknya sampah yang buat Pulau Para Dewa terkesan tak elok dipandang.
"Kalau sampah menumpuk, orang segan untuk datang. Bagaimana mau berharap turis datang tetapi kalau kita jorok," kata Pastika saat reses bersama Forum Peduli Mangrove Bali, Selasa (28/12/21).
Demi bisa mengatasi kebiasaan buruk masyarakat yang seolah-olah abai dengan kelestarian lingkungan, mantan gubernur Pulau Seribu Pura itu pun mengatakan pentingnya edukasi, terutama dalam pemisahan sampah rumah tangga.
"Namun, agar masyarakat memiliki kesadaran untuk memilah sampah, tentu harus dilakukan edukasi. Edukasinya pun harus sabar dan harus dapat ditunjukkan contoh nyata," kata dia lagi.
Ia juga sempat menjelaskan permasalahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung bahwa sejatinya sudah banyak investor datang untuk mengelola, tapi akhirnya batal terealisasi.
Seperti kata anggota DPD Made Mangku Pastika, selama sampah-sampah tersebut masih menumpuk di berbagai sudut, pariwisata Bali tetap akan terkena dampaknya. Wisatawan tentu akan merasa jorok dan putuskan pergi dari sana. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News