GenPI.co Bali - Fakta miris terungkap gara-gara pariwisata Bali kian sepi semenjak pencabutan larangan kedatangan wisman pada 14 Oktober 2021 lalu. Apalagi turis mancanegara yang datang hanya 153 orang saja.
Dampak pandemi Covid-19 memang luar biasa. Bukan cuma sebabkan banyak nyawa melayang, efek tak langsungnya juga sebabkan Pulau Seribu Pura 'mati' pelan-pelan.
Bagaimana tidak? Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang andalkan pemasukan dari pariwisata, ekonomi Bali sangat bergantung dengan hadirnya tamu-tamu dari mancanegara alias turis.
Jika sebelum Corona merajarela jumlah kedatangan wisman bisa mencapai 6,3 juta tahun 2019, menurut Direktorat Jenderal Imigrasi angka kedatangan kini malah kurang dari sepersekian persernnya.
Ya, mengutip laman Aljazeera dari The Bali Sun, hanya ada 153 turis luar negeri yang tercatat berkunjung ke Bali semenjak penerbangan internasional dicabut pada bulan Oktober lalu.
Datang dari beberapa negara seperti Swedia, India, dan Prancis, muncul fakta miris bahwasannya anjloknya kedatangan turis disebabkan oleh aturan karantina yang terbilang ketat.
Survei dari Asosiasi Penerbangan Internasional membuktikan 84 persen pelancong ragu untuk berkunjung ke Pulau para Dewa karena dalih waktu karantina. Hal ini juga didukung oleh ahli Virologi dari Universitas Udayana, IGN Mahardika.
"Bali tak akan melihat turis manapun kecuali pemerintah meninggalkan aturan karantina. Meskipun karantina hanya beberapa hari saja, tak ada yang mau datang," kata Mahardika dikutip The Bali Sun.
Efek domino minimnya ekonomi pun begitu terasa saat jutaan warga lokal kehilangan pekerjaannya dan tentu saja urung bisa mendongkrak kebutuhan keluarga masing-masing.
Terlepas dari fakta miris minimnya kedatangan wisman, para ahli percaya, pariwisata Bali setidaknya baru bisa mulai pulih lagi pada tahun 2024 mendatang. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News