Keren, Keuntungan BRI dari Transaksi Keuangan Capai Double Digit

22 September 2023 19:47

GenPI.co Bali - JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sukses besar dalam mendorong fee-based income.

Fee-based income ini merupakan penghasilan di luar pendapatan bunga atau keuntungan dari hasil transaksi atau jasa bank lainnya.

Kesuksesan BRI itu disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso pada kegiatan Media Gathering di Jakarta 12 September 2023.

BACA JUGA:  Digitalisasi Kunci BRI Layani Seluruh Kebutuhan Transaksi Nasabah hingga ke Pelosok Negeri

Sunarso mengatakan bahwa pertumbuhan impresif fee-based income di BRI tak lain disebabkan oleh transaksi yang turut meningkat seiring menguatnya transformasi digital.

“BRI sendiri terus mengembangkan transformasi di area digital melalui 3 fokus yakni Digitizing Core, Digital Ecosystem serta New Digital Proposition. Dan transformasi digital yang dilakukan oleh BRI tidak hanya memberikan dampak dari sisi efisiensi namun juga memberikan dampak signifikan terhadap pencapaian fee-based income perseroan.

BACA JUGA:  Terbukti Tangguh, Diwaktu Bersamaan BRI Miliki Permodalan dan ROE yang Kuat

Dimana fee-based income konsolidasian BRI tercatat tumbuh 9,14% yoy menjadi senilai Rp10,22 triliun hingga akhir Juni 2023, sehingga porsi fee-based income terhadap pendapatan BRI mencapai double digit”, imbuh Sunarso.

Dalam lima tahun terakhir, BRI mulai mengalihkan sejumlah proses bisnisnya dari konvensional banking menjadi digital. Seiring berjalannya waktu, kualitas layanan digital BRI kepada masyarakat konsisten meningkat.
Jumlah nasabah yang menikmati layanan digital BRI terus bertambah, Salah satu pemanfaatan layanan digital yang terbukti diminati segmen masyarakat luas, yakni Super Apps BRImo.

BACA JUGA:  BRI Kembali Selenggarakan Program Inovatif ‘Pengusaha Muda BRILiaN 2023’

Tercatat hingga akhir Juni 2023, aplikasi yang diluncurkan pada tahun 2019 ini sudah mencapai 27,8 juta pengguna, naik 50,8 % secara year on year (yoy), serta nilai transaksi di BRImo kini sudah bertumbuh 76,3% atau menjadi 1.896 triliun.

“Hal tersebut adalah keberhasilan BRI mengembangkan retail transaction banking melalui super apps BRImo yang kemudian juga melayani transaksi-transaksi pembayaran lain, ditambah lagi dari transaksi trade finance. Jadi sumber income atau fee base income BRI pertama berasal dari fee transaksi, terutama dari mobile banking kita. Yang kedua dari yang terkait administrasi kredit,” ucap Sunarso.

Tak hanya dari segmen retail, BRI juga mewadahi proses transaksi di segmen makro seperti wholesale transaction. Segala transaksi melibatkan korporasi yang mana membutuhkan proses pembayaran melalui garansi atau trade finance, cash management, hingga transaksi forex, semua kini terintegrasi pada platform digital milik BRI lainnya yakni Qlola.

Sunarso mengatakan, melalui Qlola nasabah korporasi berpotensi menyebarkan value chain bisnisnya hingga ke level mikro. Dari sana, dampak pada fee-based income BRI pun semakin signifikan.

“Di dalam Qlola itu ada 4 sampai 5 fungsi sekaligus, mulai dari trade finance, kedua, cash management, forex, investment, dan juga dashboard untuk monitoring. Hal tersebut terus dikembangkan. Sehingga ekosistemnya mencangkup wholesale, menengah, kecil, consumer, mikro, ada di dalam satu ekosistem. Itulah bagian dari transformasi digital di BRI,” lanjutnya.

BRI juga memiliki platform yang mewadahi ekosistem mikro bernama Pasar Rakyat Indonesia (PARI). Layanan yang bisa mengkoneksikan sesama nasabah mikro ini juga memberikan kontribusi besar terhadap fee-based income.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Genpico
BRI   BBRI   Fee Based Income   BRImo   Qlola   PARI  

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI