Kripik Buah So Kressh Punya Ribuan Reseller Gegara Pameran Pesta Rakyat Simpedes

16 September 2023 21:07

GenPI.co Bali - Pasuruan – Kisah sukses kripik buah So Kressh hingga memiliki ribuan reseller menjadi salah satu inspirasi para pejuan UMKM lain.

Kesuksesan pemilik brand kripik buah So Kressh itu tak lepas dari berbagai kegiatan pameran UMKM dalam program Pameran Pesta Rakyat Simpedes.

Kripik So Kressh juga sudah banyak dijual melalui berbagai marketplace, sehingga produknya sudah banyak dinikmati oleh masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia.

BACA JUGA:  Saham BBRI Meroket di Semester Satu 2023, UMKM Berperan Besar

Tak hanya itu, So Kressh juga memiliki toko offline. Kripik buah So Kressh awalnya muncul dari kreatifitas warga Kota Malang.

Dialah Kristiawan, warga Jalan Polowijen II, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pioner yang mencetuskan ide olahan kripik ‘So Kressh’.

BACA JUGA:  Transformasi Sukseskan BRI Capai Laba Rp29,56 Triliun, Agen BRILink jadi Aktor Utama

Ditemui di pameran UMKM acara Pesta Rakyat Simpedes BRI di Taman Chandra Wilwatikta, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Kristiawan mengatakan usaha kripik So Kressh ini sudah berjalan lebih dari dua dekade.

Berdiri sejak tahun 2000, usaha kripik buah ini mengambil nama merek ‘So Kressh’.

BACA JUGA:  Dukung Pameran Kriyanusa 2023, BRI Ingin Wujudkan UMKM Kriya Unggul Demi Indonesia Maju

“Saya itu merintis usaha inovasi produk kripik baru yang belum ada di Indonesia, kripik apel. Yang mulai kripik apel ini ya dari Polowijen itu,” ujarnya.

Pemasaran kripik ‘So Kressh’ saat ini memang dijual dengan konsep OEM atau Original Equipment Manufacturer. Di mana Kristiawan memperbolehkan re-seller dari berbagai daerah untuk menjual produk kripik buahnya dengan nama merek lain.

Sudah ada lebih dari ribuan re-seller se-Indonesia yang menjual produk kripik buah asal Malang ini. Meski berbeda-beda merek, namun kualitas produk kripik buah ini tetap dijamin sama dengan standar produksi yang tinggi.

“Sistem OEM ini saya pelajari dari China. Walau beda-beda merknya, mulai dari mesin dan kualitasnya saya pantau, kalau tidak renyah, saya turun evaluasi langsung,” ungkapnya.

Usaha kripik buah ini awalnya dirintis Kristiawan bersama istrinya dengan modal usaha yang minim. Kala itu dia hanya memiliki modal Rp5 juta dari sisa tabungannya bekerja sebagai manajer di pabrik camilan sayur dan buah.

Modal tersebut dia belikan komponen-komponen mesin bekas yang kemudian dia rangkai. Hingga tercipta mesin vacuum frying buatannya sendiri untuk mengeringkan buah menjadi kripik.

Kristiawan juga memanfaatkan buah-buahan dari petani yang tidak terjual karena sudah kering ataupun secara fisik kurang baik.
“Di samping menolong petani, apel-apel yang nggak bisa terjual itu saya buat kripik juga supaya gimana caranya membuat camilan yang bergizi”, imbuhnya.

Setiap tahunnya Kristiawan selalu berinovasi mengembangkan variasi kripik buah yang baru. Selain kripik apel, ada juga kripik salak, nanas, jambu, mangga, melon, blimbing, pepaya, stroberi, semangka, jamur, hingga kripik dari berbagai sayur-sayuran.

“Totalnya ada 20 item kripik. Semuanya bergizi tinggi karena diolah dengan diuapkan kadar airnya. Antioksidan vitaminnya nggak rusak. Jadi makan kripik ini 100 gram setara sama makan wortel satu kilo”, jelasnya.

Pameran UMKM Di Pesta Rakyat Simpedes BRI

Pengembangan bisnis kripik So Kressh ini pun makin berkembang setelah menjadi UMKM binaan dari BRI. Selain mendapat pinjaman modal usaha dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Simpedes, Kristiawan juga kerap mendapat pelatihan pemasaran hingga diajak tampil di pameran-pameran digelar BRI.

Pria paruh baya ini sudah berkali-kali mengikuti pameran-pameran UMKM dari BRI di hampir daerah se-Indonesia. Dari kegiatan pameran-pameran UMKM dari BRI yang diikuti, Kristiawan mengaku bisa mengenalkan produk baru sekaligus tes selera pasar dan tes harganya.

“Sudah 20 tahun saya ikut pameran. Jadi sudah bisa memetakan di daerah-daerah ini seleranya gimana. Misalnya ketika di Kalimantan, ternyata warga sana suka-nya yang manis gurih, kalau di Jawa Barat sukanya yang pedas,” imbuhnya.

Kini produk kripik So Kressh ini sudah banyak dikenal hingga ke tingkat mancanegara. Kristiawan kerap diminta oleh sejumlah kementerian di Indonesia untuk mengikuti pameran maupun pelatihan di lebih dari 17 negara sejak 2008.

“Kami dulu pernah ekspor ke China, Singapura, Hongkong, hingga Malaysia. Kalau pameran sudah ke Swiss, Italia, Bulgaria, Hungaria, Autria, Turki, Jeddah, Dubai, Mumbai, Yordania, dan juga di negara Asia,” ujarnya.

Dalam sebulan, Kristiawan bisa meraup omzet paling rendah Rp100 juta hingga paling tinggi Rp400 juta.

Atas inovasinya, Kristiawan juga pernah dipercaya oleh Badan Pangan Nasional untuk memproduksi kripik sayur secara massal pada 2023. Kripik sayur ini dibagikan kepada anak-anak di berbagai daerah se-Indonesia dalam rangka sosialisasi program pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa Pesta Rakyat Simpedes (PRS) BRI rutin dilakukan sejak 2008 sebagai sarana edukasi dan hiburan sehingga masyarakat pede untuk menjadi entrepreneur.
Pada masa pandemi (2020-2021), PRS tetap diselenggarakan secara daring yang disiarkan melalui media streaming.

“Selain menampilkan beragam hiburan, pada kegiatan ini dilakukan berbagai program untuk memberdayakan UMKM, literasi digital, hingga memberikan pelayanan perbankan bagi nasabah. Di samping itu, PRS Pandaan 2023 juga merupakan bentuk dukungan BUMN untuk mendukung UMKM di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Pasuruan”, ungkapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Genpico
BRI   BBRI   Simpedes   Pesta Rakyat Simpedes   Bazaar   QRIS   BRImo  

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI