GenPI.co Bali - Keberadaan gelandangan, pengemis (Gepeng) dan pengamen yang memenuhi tiap-tiap jalan Denpasar membuat Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace heran.
Bagaimana tidak? Beberapa orang yang mengais rezeki di jalan-jalan itu masih berusia anak-anak dan tentu saja sejatinya masih bisa bersekolah secara gratis.
"Ada yang mengemis, menjual tisu. Padahal, kalau saya lihat usia-usia mereka usia belajar, masih SD. Kita tahu sekarang SD gratis, kenapa tidak sekolah?" Sahutnya.
Mirisnya lagi, lebih banyak gepeng serta pengamen di tiap-tiap lampu penunjuk lalu lintas di Bali imbas tingginya angka penangguran selama pandemi Covid-19.
Menurut Wagub Cok Ace lagi, jumlah orang-orang tersebut meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Sialnya, tahun ini terkesan sangat banyak dan ada beberapa datang dari pedesaan.
"Selama Covid-19 ini kalau kita perhatikan di perempatan-perempatan makin banyak (gepeng-pengamen) ini menjadi PR kita bersama untuk diatasi," kata dia lagi.
Ia pun memaklumi jika kejadian tersebut tak lepas dari efek pandemi. Apalagi wabah penyakit mematikan asal Wuhan, China tersebut berlangsung secara terus menerus tanpa henti.
"Kita lihat secara umum dulu, angka pengangguran di Bali meningkat 4 koma sekian persen dari 1,2 persen menjadi 5,6 persen setelah pandemi, itu pun statistik tahun lalu," katanya.
Meskipun terlihat sangat memperihatinkan, mantan Bupati Gianyar itu menjelaskan sedang lakukan koordinasi dengan dinas terkait atau tepatnya Organisasi Perangkat Daerah (ODP).
Harapan Cok Ace cukup sederhana yakni agar pada gepeng dan pengamen tersebut dibina sehingga tak beraktivitas di jalanan Denpasar lagi sekaligus tak mencoreng muka Bali. (gie/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News