GenPI.co Bali - Berbagai aliran sampradaya dari Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) membuat Organisasi Masyarakat (Ormas) Forum Komunikasi (Forkom) Taksu Bali tak tinggal diam.
Sebagaimana diketahui, sejak awal PHDI masih mengayomi berbagai aliran luar Hindu mulai dari sampradaya Hare Krishna, ISKCON dan berbagai sekte lainnya.
Hingga saat ini kepengurusan lembaga yang fokus pada keyakinan masyarakat banyak Pulau Dewata itu masih memberdayakan sampradaya.
Sayangnya, Forkom Taksu Bali, Jero Mangku Ketut Wisna tak mengkehendaki kebijakan itu dan mendesak agar pengayoman itu di periode kepengurusan 2021-2026 PHDI dicabut.
"Forkom Taksu Bali akan mengusulkan ke Sabha Pandita pelarangan sampradaya asing dan pemurniaan PHDI. Kita tunggu hasil Mahasaba saja demi tubuh organisasi ini," kata Ketut Wisna, Kamis (28/10/21).
Demi hal itu, ia dengan tegas mendukung adanya Mahasabha XII PHDI yang mulai digelar sejak Kamis (28/10/21) hingga akhir Oktober nanti.
"Kita memperjuangkan adanya bichama yang bisa dilaksanakan Saba Pandhita pengurusan baru yang bisa mengeluarkan sampradaya dari tubuh PHDI dan restrukturisasi dalam keanggotaan," imbuhnya.
Terlepas dari itu, Ketua PHDI Bali, I Gusti Ngurah Sudiana menyebutkan jika Mahasabha kali ini berjalan secara hybrid alias perpaduan secara offline dan online.
Kendati demikian, ia mengganggap acara kongres luar biasa ini bakal berjalan lancar, terutama dalam hal menciptakan organisasi antar umat beragama yang sempurna.
Sebelum Forkom Taksu Bali, Aliansi Hindu Nusantara juga mendesak hilangnya aliran sampradaya dalam kubu PHDI karena dalih radikalisme. (bhi/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News