GenPI.co Bali - Istri Gubernur Bali I Wayan Koster bernama Putri Koster mengajak masayarakat untuk lebih sadar akan pentingnya budaya terutama terkait tari sakral.
Ia yang menjadi Ketua Umum (Manggala Utama) Pasikian Paiketan Krama Istri (Pakis) Majelis Desa Adat Bali itu mengajak agar tarian bernilai budaya ini tak mengalami kepunahan.
"Belakangan ini sering kita melihat tari Rejang ditarikan untuk penyambutan atau tujuan lain selain upacara agama. Padahal, tari ini salah satu tarian sakral," katanya, Selasa (26/10/21).
Lebih lanjut, tari Rejang yang notebene tari sakral sejatinya dipentaskan hanya di tempat dan acara tertentu saja serta tidak dipentaskan untuk tujuan lain.
"Untuk itu kita harus bangun kesadaran bersama. Kita kembalikan tarian sakral ini ke pakemnya masing-masing," ucap Putri Koster.
Istri dari Gubernur Koster ini mengkritisi penggunaan tarian Bali yang tidak sesuai tempat serta fungsinya saat melakoni acara Wirasa beberapa waktu lalu.
"Padahal, tarian sakral atau yang disebut tarian wali hanya dapat dipentaskan ditempat terpilih, penari terpilih dan dalam suatu acara agama tertentu," katanya lagi.
Kepala Dinas Kebudayaan, Gede Arya Sugiartha juga menyampaikan pendapat senada dengan wanita nomor satu di Provinsi Pulau Dewata tersebut.
"Perlu dilakukan sosialisasi serta pemahaman kepada masyarakat, mana yang merupakan tari wali, tari bebali, maupun tari balih balihan," kata Sugiartha yang juga mantan rektor ISI Denpasar.
Demi membuat Tari Sakral kian kokoh sekaligus mengajak seluruh masyarakat Bali, Putri Koster mengajak kerjasama ISI Denpasar, Dinas Kebudayaan serta para pemangku. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News