Januari 2023, TPA Suwung Bali Tak Tampung Sampah Lagi

29 Oktober 2022 07:00

GenPI.co Bali - Kabar mengejutkan terjadi pada Januari 2023 mendatang setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar, Bali kabarnya tak lagi bisa menampung sampah.

Berhentinya pengoperasian TPA tersebut tak lepas dari mulai bergeraknya tiga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Kota Denpasar.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, proses penutupan TPA Suwung telah dilakukan secara bertahap.

BACA JUGA:  Imigrasi Bali Bisa Cegah Penumpukan, Delegasi KTT G20 Datang

Penutupan TPA Suwung yang berada di area Teluk Benoa itu seiring dengan pembangunan tiga TPST yang bakal mengolah sampah menjadi bahan bakar (refused-derived fuel/RDF).

"Mulai bertahap November (2022) sampai Januari (2023) puncaknya, sehingga Suwung tidak perlu ada lagi. Kita bikin Bali jadi bersih, karena apapun yang kita bikin kalau sampah banyak tidak ada gunanya," kata Luhut Pandjaitan, Kamis (27/10/22).

BACA JUGA:  Pemotor Scoopy Tewas Kecelakaan di Jalan Singaraja-Seririt Bali

TPA Suwung merupakan salah satu tempat penampungan sampah terbesar di Bali yang menampung limbah dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

TPA Suwung, yang berdiri di atas lahan seluas 32 hektare, beroperasi sejak 1980-an, menampung setidaknya 1.200 ton sampah per hari.

BACA JUGA:  Hemat Bujet Liburan Bareng Keluarga, Ini Trik Raisa

Limbah rumah tangga yang dibuang ke TPA Suwung saat ini menumpuk hingga membentuk gunungan sampah sebagaimana yang ada di TPST Bantar Gebang.

Gunungan sampah yang ada di TPA Suwung menarik perhatian pemerintah pusat dan daerah apalagi saat ini Bali menjadi lokasi acara puncak KTT G20.

Tiga TPST yang disiapkan sebagai pengganti TPA Suwung adalah TPST Kesiman Kertalangu berkapasitas 450 ton, TPST Taman Hutan Raya (Tahura) berkapasitas 450 ton, dan TPST Padangsambian Kaja berkapasitas 120 ton.

Ketiga TPST itu dapat menampung 1.020 ton sampah.

Luhut mengatakan pemerintah berencana membangun 52 TPST di beberapa daerah di Indonesia sehingga ada lebih banyak tempat pengolahan sampah terpadu yang tersedia.

"Nanti, kita bisa mengelola sampah 12.000 ton per hari, yang (awalnya) 80 persen (di darat) jatuh ke laut, kita tarik. Jadi, kami yakin dalam beberapa tahun ke depan sampah yang jatuh ke laut bisa jauh berkurang," paparnya. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI