Bali Hadapi Banjir Bandang, BNPB Rekomendasikan Ini

28 Oktober 2022 00:00

GenPI.co Bali - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan rekomendasi penting agar Provinsi Bali bisa siap hadapi banjir bandang baru-baru ini.

Adapun rekomendasi yang diberikan dinas terkait ialah imbauan agar Pemerintah Provinsi Pulau Dewata memperhatikan sungai-sungai yang berpotensi memicu banjir bandang.

BNPB minta tumpukan pohon tumbang yang menghalangi laju air pada musim hujan dibersihkan dari sungai.

BACA JUGA:  Astaga! Ibu di Tabanan Bali Rantai 2 Anak Kandung, Ada Apa?

Menurut Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, yang perlu diperhatikan saat banjir bandang terjadi adalah sumbatan pada hulu sungai.

"Pada saat sungai ini tidak dialiri debit terlalu banyak, ini tidak mengganggu," ujar Abdul Muhari, Senin (24/10/22).

BACA JUGA:  Kesehatan: Waspada Kulit Kering! Ini Sebabnya

Kendati demikian, Abdul Muhari menyatakan bahwa lama kelamaan hujan yang turun terus menerus bisa berdampak buruk.

"Namun, ketika terjadi hujan dengan intensitas sangat tinggi, kemudian menjadi bendung-bendung alam airnya, tinggi airnya melimpas bendung alam ini pun terbawa turun ke bawah. Ini adalah pemicu banjir bandang yang harus kita lihat," imbuhnya.

BACA JUGA:  Bikin UMKM Naik Kelas, BRI Perkuat Ekosistem Bisnis Ini

Menurut analisis BNPB, banjir di Kabupaten Karangasem terjadi karena curah hujan tinggi hingga 60 mm.

Oleh karena itu, perlu dilakukan antisipasi pada kondisi alur badan sungai di daerah hulu.

"Apakah ada sumbatan, apakah ada pohon-pohon tumbang yang berpotensi menjadi bendung-bendung alam ketika debit air sangat tinggi. Ini mungkin yang menjadi perhatian kita," ujar Abdul Muhari.

Sebelumnya, BNPB mengimbau Provinsi Bali agar waspada bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor, karena berkurangnya kawasan penyangga air.

Abdul Muhari menyebut kawasan yang dahulunya mungkin sebagai penyangga air sekarang sudah berkurang.

"Perlu diwaspadai untuk potensi terjadinya bencana hidrometeorologi basah yang masif, karena dalam dua minggu lalu bencana hidrometeorologi basah terjadi di Bali cukup signifikan," papar Abdul Muhari.

BNPB menilai kawasan di Kabupaten Karangasem dan Bangli sebenarnya bukan lokasi secara kerentanan topografi dan kerentanan lingkungan adalah daerah rawan banjir.
Risiko banjir di Bali, menurut Abdul Muhari, sebenarnya hanya di sekitar aliran sungai saja.

Abdul Muhari juga mengatakan kejadian banjir di Bali memang jarang, tetapi dilihat dari dampaknya yang menyebabkan jalan Denpasar – Gilimanuk putus, hal ini patut mendapat perhatian bersama. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI