Banjir Jembrana Bikin Jembatan Ambruk, Pelajar Nekat Begini

27 Oktober 2022 00:00

GenPI.co Bali - Kalangan pelajar di Jembrana, Bali nekat melakukan aksi seberangi sungai di kala banjir sebabkan jembatan ambruk baru-baru ini.

Pemandangan miris tersebut bisa dilihat jelas ketika bencana air bah memporak-porandakkan jalan di daerah Gumi Makepung sejak pekan lalu.

Pelajar SD maupun SMP seperti siswa SMPN 3 Mendoyo terpaksa berjalan kaki ke sekolah dan menyeberangi Sungai Camplung pascabanjir bandang di Dusun Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Jembrana, Bali.

BACA JUGA:  Kejati Bali 'Ancam' Tersangka, Korupsi Dana SPI UNUD Terkuak

Sebelumnya, jembatan beton penghubung empat dusun, yakni Dusun Sekar Kejula Kelod, Dusun Sekar Kejula, Dusun Kedisan dan Dusun Munduk Anggrek, Desa Yehembeng Kauh, ambruk diterjang banjir bandang, Minggu (16/10/22) lalu.

Para pelajar itu nekat menyeberang sungai dengan berjalan kaki saat menuju sekolah lantaran jalur alternatif di daerah tersebut cukup jauh.

BACA JUGA:  Kesehatan: Penyebab Terbanyak Gagal Ginjal dan Penanganannya

Salah satu siswa SMPN 3 Mendoyo mengaku terpaksa menyeberangi sungai, apalagi waktu sudah mepet pergi ke sekolah.

"Sering lewat sini. Kalau menyeberang biasanya ada paman yang antar sama ada warga di sini," kata siswa kelas IX SMPN 3 Mendoyo, I Made Agus Sumantara Wiguna, Selasa (25/10/22).

BACA JUGA:  Tantangan Ekonomi, BRI Siapkan 4 Jurus Mitigasi & Strategi

Menurutnya, menyeberangi sungai jauh lebih cepat tiba di sekolah ketimbang melalui jalur alternatif lain.

Selain itu, para pelajar bisa menghemat biaya BBM.

Pasalnya, kalau melewati akses alternatif bisa menempuh jarak hingga tujuh kilometer, sedangkan melalui jembatan hanya satu kilometer.

"Semoga cepat diperbaiki jembatan ini, biar lebih cepat ke sekolah," ujar Agus Sumantara Wiguna lagi.

Kepala Kewilayahan Dusun Kedisan I Nyoman Supardi mengatakan jembatan yang ambruk memiliki peran vital bagi masyarakat setempat.

Jembatan tersebut selain menjadi akses ratusan anak sekolah, juga jadi jalan penghubung bagi para petani yang beraktivitas di seberang sungai.

"Memang akses jalan untuk anak anak sekolah. Kalau jalan alternatif memang ada, tetapi agak kejauhan. Kalau mau cepat muridnya bisa juga langsung menyeberang sungai itu pun kalau airnya kecil," kata Supardi.

Untuk menyeberangi sungai, anak-anak sekolah itu harus membuka sepatu mereka.

Selain itu, jalur alternatif yang jaraknya lebih jauh menyebabkan beberapa anak-anak sekolah jatuh kecelakaan saat mengendarai motor.

"Ada lima kali saya mendapat info ada anak jatuh dari motor. Itu kan jalannya kecil, mereka sering buru buru kalau berangkat sekolah akhirnya kecelakaan di jalan," bebernya.

Ia berharap, jembatan memiliki panjang sekitar 40 meter dengan lebar 3 meter yang putus diterjang banjir bandang pekan lalu tersebut, menjadi prioritas perbaikan pemerintah.

"Semoga menjadi prioritas untuk diperbaiki," paparnya.

Banyaknya pelajar di Jembrana, Bali yang nekat menyeberangi sungai pasca jembatan ambrol imbas banjir menunjukkan semangat mereka untuk menuntut ilmu. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI