GenPI.co Bali - Pariwisata Bali nampaknya tak akan gentar ancaman resesi global setelah masih jadi daya tarik utama wisatawan mancanegara (wisman) dari lima negara berbeda baru-baru ini.
Kans tersebut muncul berkat pendapat dari Bali Tourism Board (BTB) yang sedang berusaha menjaga hubungan baik antara maskapai penerbangan agar mengurangi dampak buruk resesi.
Ketua BTB Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan bahwa menjaga hubungan baik dengan maskapai sangat penting.
“Itu satu-satunya cara bagaimana agar mereka melakukan penambahan penerbangan. Sekarang kan baru 24 airlines, harapannya 35 bisa cepat terjadi," kata Partha Adnyana.
Partha Adnyana optimistis meskipun resesi global nanti benar terjadi, tidak akan berdampak besar bagi pariwisata Bali.
Menurutnya, pariwisata Bali sudah melakukan persiapan matang, salah satunya membuka jalur penerbangan internasional.
“Saya pikir kita sudah siap menerima wisatawan dengan cara bertahap ini," ujar Partha Adnyana.
Partha Adnyana mengatakan potensi kunjungan turis asing asal Australia, India, Inggris, Amerika, dan Singapura masih tinggi hingga tahun depan.
Oleh karena itu, BTB Bali menargetkan kunjungan internasional dapat pulih 50 persen pada 2023 mendatang.
Apabila resesi global terjadi, Partha Adnyana menyebut dampaknya hanya akan dirasakan masyarakat menengah ke bawah, sementara kelas menengah ke atas tak akan terdampak.
"Mereka akan tetap travelling, apalagi orang Eropa akan selalu berlibur, itu hal yang utama," beber Partha Adnyana.
Ia meyakini hal tersebut melihat kondisi maskapai menuju Bali yang selalu penuh, meskipun negara lain seperti Hongkong dan Thailand aktif memberikan promosi dan berbagai kegiatan untuk menggaet turis asing.
"Saya yakin Bali masih jadi tempat favorit karena Bali itu bukan hanya budayanya saja, tetapi orang-orangnya terutama yang sangat welcome untuk wisatawan," paparnya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News