Petani Keliki Ubud Gembira Gegara Pompa Air Tenaga Surya

11 Oktober 2022 02:00

GenPI.co Bali - Pemasangan pompa air tenaga surya di kawasan pertanian bikin para petani Desa Keliki, Ubud, Gianyar, Bali gembira bukan main baru-baru ini.

Bagaimana tidak? Mereka mendapat hibah pompa tersebut berkat sumbangsih Tim GoGerilya, startup lulusan program Gerakan Inisiatif Tenaga Surya (Gerilya) Kementerian ESDM.

Keberadaan pompa air tenaga surya ini cukup bermanfaat lantaran membantu sistem irigasi petani setempat.

BACA JUGA:  Arus Tukad Yeh Ho Tabanan Bali Ganas, Ibu-ibu Hilang

GoGerilya menyelesaikan pengerjaan pompa air tenaga surya pada Jumat (19/08/22).

GoGerilya membutuhkan waktu dua pekan bersama tim Society of Renewable Energy (SRE), mahasiswa Universitas Udayana, dan puluhan masyarakat Keliki, salah satu desa binaan yang masuk dalam program Desa Energi Berdikari PT Pertamina.

BACA JUGA:  Uang Ratusan Juta di Meja Kejati Bali, Ada Kasus Korupsi?

Sebelumnya, level elevasi dan sistem antre saat musim kemarau membuat sawah tidak mendapatkan air irigasi.

Masyarakat Desa Keliki sebagian besar berprofesi sebagai petani dengan sumber pengairan dari mata air sungai yang dibuatkan jalur irigasi ke sawah dengan struktur terasering.

BACA JUGA:  Kesehatan: Ibu Rumah Tangga Rentan Gagal Jantung, Alasan Dokter?

Survei GoGerilya, kapasitas terpasang listrik Desa Keliki rendah, jaringan listrik yang belum terjangkau di lokasi, dan belum tersedia sumur yang ada.

Oleh karena itu, tim GoGerilya memilih pompa tenaga surya sebagai solusi terpilih.

"Pembagian tugasnya, Tim GoGerilya yang telah mendapatkan sertifikasi pemasangan, mengerjakan sistem mekanikal dan elektrikal. Mahasiswa membantu perakitan sistem dengan pembekalan, yang diberikan sebelumnya oleh tim inti," ujar Zagy.

Lebih lanjut, Founder SRE, sekaligus penanggung jawab kegiatan, Zagy Yakana Berian menerangkan peran masyarakat dalam kegiatan ini.

"Masyarakat setempat yang mengerjakan fondasi dan membantu pemasangan pipa untuk sistem pengairan," ujarnya, Selasa (23/08/22).

Zagy mengungkapkan meski memakai sistem subak, debit air yang semakin kecil seiring menurunnya level elevasi pada sawah dan sistem antre saat musim kemarau, mengakibatkan debit air tak bisa memenuhi kebutuhan semua sawah.

Maka dari itu, tujuh subak di desa tersebut mendapat bantuan Pertamina berupa sumur.

Selain itu ada pula pompa celup berkapasitas 1,5 HP bertenaga panel surya sebesar 2,5 kWp tanpa menggunakan baterai melainkan inverter, yang dapat menyesuaikan frekuensi saat matahari bersinar.

Zagy mengungkapkan seluruh sistem dengan total 17,5 kWp ditempatkan berdekatan dengan pura di masing-masing subak tersebut.

Sistem ini bekerja hanya saat matahari bersinar dengan rata-rata empat jam sehari dan total air terkumpul 12.000 liter per hari.

Air yang dihasilkan selain untuk irigasi, sebagian disimpan di tangki air 1.100 liter guna kebutuhan kegiatan adat di pura setempat.

Keberadaan sistem irigasi ini membuat petani setempat tersenyum.

"Sekarang, debit air di irigasi kami mulai bertambah berkat sistem pompa tenaga surya. Selesai aktivitas dari sawah, kami juga bisa bersih-bersih dari air yang tersimpan pada tangki sebelah pura," ujar Wayan Sucipta, petani Desa Kelik. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI