Distan Pangan Bali Beraksi, Inflasi Denpasar & Buleleng Tinggi

07 Oktober 2022 11:00

GenPI.co Bali - Dinas Pertanian dan Ketahanan (Distan) Pangan Bali langsung beraksi saat inflasi di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng tergolong tinggi baru-baru ini.

Dinas terkait kabarnya bakal menggelar operasi pasar selama tiga bulan di tujuh titik di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng.

Inflasi di dua daerah di Provinsi Pulau Dewata ini adalah yang tertinggi di Bali dan menjadi catatan pemerintah pusat.

BACA JUGA:  Pelatih Bali United Beber Masalah Besar Usai Tragedi Kanjuruhan

"Operasi pasar tidak hanya dilakukan hari ini saja, tetapi juga dilakukan di Denpasar dan Buleleng dengan jadwal tertentu sampai dengan laju inflasi stabil," kata Fungsional APHP Madya Distan Pangan Bali Made Adi Wahyuni, Minggu (02/10/22).

Lebih lanjut, ia menuturkan masyarakat Bali nantinya bisa menikmati harga pangan.

"Minimal dengan operasi pasar ini, masyarakat Bali bisa menikmati harga pangan sesuai dengan kebutuhan," kata Adi Wahyuni lagi.

Menurut Adi Wahyuni, tujuh lokasi operasi pasar tersebut, yaitu di eks Pelabuhan Buleleng dan Pusat Kota Buleleng.

BACA JUGA:  Irfan Hakim Ungkap Netizen Bongkar Borok Rizky Billar

Kemudian Denpasar ada di Lapangan Niti Mandala Renon, Museum Bali, Pasar Kreneng, Lapangan Korem 163/Wirasatya, dan kawasan Denpasar Utara.

Ia mengatakan operasi pasar akan digelar hingga Desember 2022 setiap hari Senin, Selasa, Sabtu, dan Minggu.

BACA JUGA:  Imbas Prank KDRT, Baim Wong & Paula Verhoeven Diburu Polisi

Tujuan operasi pasar ini adalah untuk menekan laju inflasi terutama pada tujuh bahan kebutuhan pokok.

Terutama cabai, bawang merah, telur, daging ayam, bawang putih, beras, dan minyak goreng.

Distan Pangan juga menjual produk hasil pertanian, seperti buah-buahan yang diambil langsung dari petani lokal.

Dalam operasi pasar yang digelar di Lapangan Niti Mandala Renon, Wahyuni mengatakan produk tani yang dibawa berasal dari petani Denpasar dan Tabanan.

Harga produk yang dijual di operasi pasar memiliki selisih Rp 3 ribu hingga Rp 15 ribu dari harga yang ada di pasar.

Menurut Adi Wahyuni, selain untuk memberikan harga terbaik bagi konsumen, kebijakan ini untuk menyejahterakan petani lokal.

Harga telur Rp 20 ribu per 10 butir, hanya jual Rp 18 ribu.

Minyak goreng di pasar Rp 25 ribu per kemasan, di sini kita jual Rp 15 ribu.

“Kalau cabai trennya sudah sangat tinggi, tetapi selama mengadakan pasar murah sudah mulai turun harganya dari Rp 50 ribu sekarang Rp 45 ribu, di kita jual Rp 20 ribu per kantung atau setengah kilogram," kata dia.

Untuk produk hasil pertanian dari kelompok tani daerah seperti buah manggis dijual Rp 20 ribu per kilogram, sedangkan harga di pasaran Rp 30 ribu per kilogram.

Kemudian salak gula pasir di pasaran Rp 30 ribu, di operasi pasar dijual Rp 15 ribu. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI